Kamis 18 Sep 2025 12:23 WIB

The Fed Turunkan Suku Bunga ke 4–4,25 Persen, Powell Fokus ke Pasar Tenaga Kerja

Jerome Powell sebut risiko pengangguran jadi prioritas kebijakan moneter AS.

Ketua Federal Reserve Jerome Powell. Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed) menurunkan suku bunga pada Rabu (17/9/2025) untuk pertama kalinya sejak Desember.
Foto: AP Photo/Nathan Howard
Ketua Federal Reserve Jerome Powell. Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed) menurunkan suku bunga pada Rabu (17/9/2025) untuk pertama kalinya sejak Desember.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed) menurunkan suku bunga pada Rabu (17/9/2025) untuk pertama kalinya sejak Desember. Ini didorong oleh risiko meningkatnya pengangguran.

Bank sentral AS juga mengindikasikan akan ada pemangkasan lanjutan guna menghentikan penurunan pasar tenaga kerja yang ditandai dengan naiknya pengangguran warga kulit hitam, berkurangnya jam kerja mingguan, dan tanda-tanda pelemahan lainnya.

Baca Juga

Keputusan ini sejalan dengan seruan Presiden Donald Trump, meski masih jauh dari pemangkasan tajam biaya pinjaman yang ia tuntut. Proyeksi pemangkasan tajam itu bahkan sempat dimasukkan oleh Gubernur Fed baru, Stephen Miran, yang menjadi satu-satunya pihak memberikan suara tidak setuju.

Ketua Fed Jerome Powell, dalam konferensi pers usai keputusan penurunan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) ke kisaran 4,00–4,25 persen, menegaskan melemahnya pasar tenaga kerja kini menjadi prioritas utama. Ia juga membuka peluang pemangkasan tambahan pada pertemuan Oktober dan Desember.

“Tidak ada jalan bebas risiko... tidak terlalu jelas apa yang harus dilakukan. Kita harus tetap memperhatikan inflasi, kita tidak bisa mengabaikan kesempatan kerja maksimum,” kata Powell kepada wartawan usai rapat kebijakan dua hari.

Powell menilai laju penciptaan lapangan kerja saat ini berada di bawah tingkat impas yang dibutuhkan untuk menjaga tingkat pengangguran tetap stabil. Dengan minimnya perekrutan baru, peningkatan pemutusan hubungan kerja (PHK) dikhawatirkan cepat memicu lonjakan pengangguran.

“Pengangguran minoritas meningkat. Anak muda lebih rentan terhadap siklus ekonomi. Selain penciptaan lapangan kerja yang lebih rendah secara keseluruhan, ini menunjukkan pasar tenaga kerja melemah. Kita tidak ingin melemah lagi,” tegasnya.

Komentar Powell menandai perubahan nada kebijakan sejak musim panas lalu, ketika pejabat Fed menyimpulkan tarif impor lebih tinggi yang diberlakukan pemerintahan Trump tidak akan menyebabkan inflasi berkelanjutan. Inflasi memang diperkirakan naik lebih cepat hingga akhir tahun, namun tekanan harga diproyeksikan mereda setelah periode tersebut, bahkan ketika kebijakan moneter menjadi lebih longgar.

Pada saat yang sama, tanda-tanda pelemahan pasar kerja mulai terlihat, dengan pertumbuhan penggajian mendekati stagnasi.

sumber : REUTERS
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement