REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW dan keluarganya tidak memakan harta sedekah dan zakat. Tapi, Nabi Muhammad SAW bisa menerima hadiah. Sebab sedekah dan zakat berbeda dengan hadiah.
Suatu ketika dikisahkan, baginda Nabi Muhammad SAW tidak dapat memejamkan matanya sepanjang malam. Berkali-kali Nabi Muhammad SAW membolak- balikkan posisi tidurnya. Sehingga istri Nabi Muhammad SAW bertanya, "Mengapa kamu tidak dapat tidur, ya Rasulullah?"
Rasulullah SAW menjawab, "Tadi tergeletak sebutir kurma, kemudian aku memakannya karena khawatir kurma itu terbuang sia-sia. Sekarang aku cemas, jangan-jangan itu kurma sedekah."
Kemungkinan besar kurma itu benar-benar milik baginda Nabi Muhammad SAW. Namun, karena sering datang sedekah yang diberikan orang-orang melalui baginda Nabi Muhammad SAW maka menjadikan beliau ragu dan membuat beliau tidak dapat tidur sepanjang malam. Beliau khawatir kurma yang dimakan itu adalah harta sedekah.
Demikianlah akhlak pemimpin kita, hanya karena perasaan ragu, Nabi Muhammad SAW berkali-kali membolak-balikkan posisi tidurnya dan tidak dapat tidur sepanjang malam.
Lantas bagaimana keadaan diri kita ini sebagai pengikut Nabi Muhammad SAW? Ada yang memakan suap, riba, hasil curian, hasil rampokan, dan bermacam-macam harta yang tidak boleh dimakan, tanpa merasa takut dan cemas, padahal dia mengaku sebagai umat baginda Nabi Muhammad SAW.
Nabi Muhammad SAW yang sudah dijamin masuk surga saja takut meski hanya memakan sebutir kurma yang dikhawatirkan itu kurma sedekah. Bagaimana dengan kita yang berlumuran dosa karena kerap berbuat dosa.