REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kecerdasan buatan (AI) generatif mengacu pada kategori algoritma yang menghasilkan keluaran baru berdasarkan data yang telah dilatih. Dilansir World Economic Forum, AI generatif berbeda dengan sistem AI tradisional.
AI tradisional dirancang untuk mengenali pola dan membuat prediksi, sedangkan AI generatif menciptakan konten baru dalam bentuk gambar, teks, audio, dan lainnya. AI generatif menggunakan jenis pembelajaran mendalam yang disebut jaringan adversarial generatif (GAN) untuk membuat konten baru.
Dalam acara Indonesia 2024 Omnichannel and CX Outlook di Jakarta, Miguel Turnbull, Director of Strategic Partnership Development, Infobip, mengungkapkan kelemahan utama AI generatif adalah usia teknologi yang masih baru. Karena itu, AI generatif masih belum sepenuhnya dipahami oleh semua orang yang menggunakannya. “Ini masih dalam pengembangan. Pemain lain pindah ke area ini,” ujar Turnbull, Kamis (5/10/2023).
Dia kemudian mengatakan Infobip tahu bahwa beberapa pemain lain sedang beralih ke AI generatif. Potensi penuh dari AI generatif kata Turnbull, masih belum dipahami oleh semua orang. Jadi, dia melanjutkan, ada keuntungan dan risiko bagi penggerak pertama.
Keuntungannya adalah jika bisnis mulai menggunakan AI generatif sesegera mungkin, maka hal tersebut akan menjadi standar. Mereka yang menggunakan teknologi ini langsung menjadi pionir yang orang lain ingin ikuti.
Di sisi lain, jika mereka bergerak terlalu cepat serta teknologinya tidak dipahami dengan baik juga teknologinya mungkin masih belum mapan, hal itu mungkin akan menimbulkan efek bumerang. Tetapi apa yang Infobip lihat saat ini adalah AI generatif menjadi solusi mapan yang digunakan.
“Dan orang-orang yang sebelumnya, mungkin tiga, empat tahun yang lalu, Covid menciptakan ledakan dalam hal keterlibatan, dan hal teknologi atau pengguna baru, percepatan penggunaan teknologi baru untuk komunikasi. Mungkin tiga tahun, empat tahun yang lalu, tidak semua perusahaan menggunakan, misalnya WhatsApp sebagai solusi,” kata Turnbull.
“Sementara itu, banyak hal berubah, tetapi WhatsApp hanya sebagai saluran, misalnya dengan chatbot. Chatbot sederhana menjadi standar,” ujarnya lagi.
Selain itu, Turnbull mengatakan jika perusahaan ingin berinovasi, menghadirkan sesuatu yang baru, AI generatif-lah yang mendorong inovasi ini. Perusahaan menggunakannya justru karena memahami kekuatan elemen kunci dan kekuatan yang pengalaman yang tak terlupakan.
Turnbull memberi contoh, misalnya jika seseorang ingin surat kabar dan medianya sukses, dia harus memiliki sesuatu yang menarik perhatian orang. Bisnis melakukan hal yang persis sama. Jika mereka ingin orang-orang terus datang, Turnbull menjelaskan, mereka perlu memastikan bahwa pengalaman mereka menarik.
“Jadi, ini momen yang sangat bagus untuk AI generatif karena kami sedang belajar cara menggunakannya, kami masih belum memahami sepenuhnya. Ini yang menjadi kelemahan utama, yaitu usianya yang masih sangat baru. Namun hanya dengan menggunakannya lebih sering, kita akan menguasainya dan memahami potensi penuhnya,” katanya.
Infobip adalah platform komunikasi cloud global yang memungkinkan bisnis membangun pengalaman terhubung di semua tahap perjalanan pelanggan. Diakses melalui satu platform, solusi keterlibatan omnichannel, identifikasi, otentikasi pengguna, dan pusat kontak milik Infobip membantu bisnis dan mitra mengatasi kompleksitas komunikasi konsumen untuk mengembangkan bisnis dan meningkatkan loyalitas.