Sabtu 07 Oct 2023 00:30 WIB

Kemenkes: Studi Epidemiologis Mikroplastik pada Kesehatan Masih Minim

Bahaya mikroplastik bagi manusia belum jelas.

Red: Fuji Pratiwi
Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) memperlihatkan air sungai yang terdapat mikroplastik dengan menggunakan mikroskop di kawasan Ujung Pancu, Aceh Besar, Aceh, Kamis (2/6/2022) (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Irwansyah Putra
Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) memperlihatkan air sungai yang terdapat mikroplastik dengan menggunakan mikroskop di kawasan Ujung Pancu, Aceh Besar, Aceh, Kamis (2/6/2022) (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut studi epidemiologis soal mikroplastik masih sangat minim sehingga dampaknya pada kesehatan manusia belum dapat diketahui secara pasti.

"Bahaya mikroplastik bagi manusia belum jelas. Studi epidemiologis terkait mikroplastik relatif sedikit," kata Direktur Penyehatan Lingkungan Kemenkes Anas Ma’ruf di Jakarta, Jumat (6/10/2023).

Baca Juga

Anas menuturkan minimnya penelitian juga terjadi di Indonesia, sehingga perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui secara pasti dampak buruk dari mikroplastik pada tubuh manusia, terutama yang berkaitan dengan paru-paru serta penderita komorbid seperti asma atau sistem imun.

Sejauh ini, hampir semua studi tentang toksisitas mikroplastik menggunakan model eksperimental dengan dosis mikroplastik yang tinggi. Dampak toksisitas tersebut antara lain stres oksidatif, gangguan metabolisme, gangguan respon imun, gangguan syaraf, serta gangguan reproduksi dan perkembangan.