Ahad 08 Oct 2023 08:44 WIB

Ambulans MER-C Jadi Korban Serangan di Gaza Palestina, Satu Staf Lokal Gugur

Tiga relawan MER-C asal Indonesia selamat, tetapi satu staf lokal gugur.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Agus raharjo
Kerusakan RS Indonesia di Gaza, Palestina yang disebabkan oleh bom dan rudal yang ditembakkan jet-jet tempur Israel yang membidik beberapa target di sekitar area RS Indonesia.
Foto: Dok MER-C
Kerusakan RS Indonesia di Gaza, Palestina yang disebabkan oleh bom dan rudal yang ditembakkan jet-jet tempur Israel yang membidik beberapa target di sekitar area RS Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kondisi di Palestina, utamanya jalur Gaza, saat ini memanas. Serangan mendadak dari Hamas dan balasan dari Israel seolah meningkatkan kewaspadaan berbagai pihak.

Ketua Presidium MER-C Indonesia, dr Sarbini Abdul Murad, menyebut ambulans dan wisma MER-C turut menjadi korban. Satu staf lokal, bernama Abu Romzi, dilaporkan gugur dalam peristiwa ini.

Baca Juga

"Yang kena ambulansnya, mobil operasional MER-C, tapi tidak kena rumah sakitnya. Yang kena wisma Indonesia, mengalami kerusakan-kerusakan, tapi tidak parah," ujar dia saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (8/10/2023).

Ia menyebut serangan yang dilakukan Israel ini memanfaatkan drone dan bukan pesawat tempur. Tiga relawan MER-C asal Indonesia disebut selamat, tetapi satu staf lokal gugur.

"Staf lokal kita, Abu Romzi, dia sudah membantu kita dari awal, 2011 sampai sekarang. Orangnya baik sekali," tutur dr Sarbini.

Berdasarkan laporan relawan yang berada di lokasi, tembakan roket yang dilakukan oleh Israel jatuh di dekat ambulans yang terparkir di depan wisma Indonesia. Wisma ini sendiri menjadi tempat tinggal relawan atau tempat menginap jika ada tamu.

Mengingat kondisi saat itu sedang tidak kondusif, relawan yang ada pun memutuskan untuk menginap di tempat lain. Ia meminta mereka untuk evakuasi sementara waktu.

Di sisi lain, layanan yang diberikan kepada masyarakat Palestina masih dan tetap berjalan sebagaimana mestinya. RS Indonesia di Palestina disebut tidak berdampak.

"Kemarin tinggi sekali eskalasinya. Saat ini sudah gencatan senjata. Tapi kondisi masih siaga dan waspada. Kalau seperti kemarin, yang massif sekali serangan itu, nggak ada," ujar dia.

Dr Sarbini mengakui, akibat dari serangan bertubi-tubi yang terjadi kemarin memunculkan banyak laporan masyarakat yang luka-luka hingga meninggal dunia.

Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia disebut sangat menyayangkan timbulnya korban dari pihak medis akibat hal ini. Pihaknya juga mendukung seruan Kementerian Kesehatan di Gaza kepada dunia Internasional, untuk menjamin keamanan dan keselamatan tenaga dan aset kesehatan selama konflik berlangsung.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement