Ahad 08 Oct 2023 19:54 WIB

Hamas-Israel Memanas, Rusia: Solusinya Pembentukan Negara Palestina Merdeka

Palestina dan Israel harus memulai kembali negosiasi yang terhenti.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Jubir Kemenlu Rusia Maria Zakharova mengatakan, Rusia memberi keprihatinan serius atas eskalasi konflik terbaru antara Palestina dan Israel.
Foto: EPA-EFE/MAXIM SHIPENKOV
Jubir Kemenlu Rusia Maria Zakharova mengatakan, Rusia memberi keprihatinan serius atas eskalasi konflik terbaru antara Palestina dan Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan, negaranya memberi keprihatinan serius atas eskalasi konflik terbaru antara Palestina dan Israel. Dia menegaskan bahwa solusi atas konfrontasi tersebut adalah pembentukan negara merdeka Palestina berdampingan secara damai dengan Israel. 

“Moskow mengungkapkan keprihatinan paling serius atas memburuknya situasi di zona konflik Palestina-Israel. Dalam hal ini, kami menegaskan kembali posisi kami yang berprinsip dan konsisten bahwa konflik yang telah berlangsung selama 75 tahun ini tidak memiliki solusi yang tegas dan hanya dapat diselesaikan melalui cara-cara politik dan diplomatik, melalui pembentukan proses negosiasi penuh atas dasar hukum internasional yang diketahui, yang mengatur pembentukan negara Palestina merdeka di dalam perbatasan tahun 1967, dengan ibu kotanya di Yerusalem Timur, hidup damai dan aman dengan Israel,” tutur Zakharova, Sabtu (7/10/2023), dikutip laman kantor berita Palestina, WAFA.

Baca Juga

Dia menambahkan, Rusia juga melihat eskalasi besar-besaran dalam konflik Palestina-Israel sebagai akibat dari ketidakpatuhan terhadap keputusan Dewan Keamanan PBB dan hambatan Barat terhadap upaya Kuartet Timur Tengah.

“Kami menganggap eskalasi situasi dalam skala besar saat ini sebagai manifestasi lingkaran setan kekerasan yang sangat berbahaya, yang merupakan konsekuensi langsung dari ketidakpatuhan sistemik terhadap resolusi relevan PBB dan Dewan Keamanan serta pemblokiran oleh Barat terhadap kerja kuartet mediator internasional Timur Tengah yang terdiri dari Rusia, Amerika Serikat, Uni Eropa, dan PBB,” ucap Zakharova.