REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Presiden Palestina Mahmoud Abbas berbicara dengan beberapa pemimpin Arab pada Senin (9/10/2023). Pembicaraan itu untuk menekankan pentingnya menghentikan agresi Israel di Gaza.
Menurut kantor berita resmi Palestina Wafa, Abbas mengadakan percakapan telepon dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS). Dia memberitahukan kepadanya tentang perkembangan terkini di wilayah pendudukan Palestina.
Laporan kantor berita resmi Arab Saudi Saudi Press Agency mengatakan, selama panggilan telepon tersebut, MBS menekankan bahwa negaranya melakukan segala upaya yang mungkin untuk melibatkan semua pihak internasional dan regional. Koordinasi ini dilakukan untuk menghentikan eskalasi yang sedang berlangsung dan mencegah penyebarannya lebih lanjut di wilayah tersebut.
Pemimpin Palestina juga mengadakan pembicaraan terpisah mengenai masalah yang sama dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, Raja Yordania Abdullah II, dan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani. Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki juga berbicara dengan beberapa rekan dari negara-negara Arab untuk membahas dukungan politik kepada Palestina dalam menghadapi serangan Israel.
Kelompok Hamas Palestina melancarkan Operasi Badai Al Aqsa terhadap Israel pada akhir pekan lalu. Para pejuang menembakkan rentetan roket dan menyusup ke Israel melalui darat, laut, dan udara. Dikatakan bahwa serangan mendadak itu merupakan respons terhadap serangan ke Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur dan meningkatnya kekerasan pemukim terhadap warga Palestina. Sebagai pembalasan, militer Israel melancarkan Operasi Pedang Besi terhadap Hamas di Jalur Gaza.
Kementerian Kesehatan yang berbasis di Gaza mengumumkan pada Selasa (10/10/2023), jumlah warga Palestina yang terbunuh oleh pasukan Israel di Gaza telah meningkat menjadi 704 orang, termasuk 143 anak-anak dan 105 wanita. Jumlah korban luka meningkat menjadi sekitar 4.000 orang. Kementerian Kesehatan Israel mengatakan dikutip dari Anadolu Agency, sekitar 900 warga Israel tewas dan lebih dari 2.600 lainnya terluka dalam pertempuran itu.