REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah hadits menyebutkan peristiwa terbakarnya Baitul Maqdis di Palestina. Baitul Maqdis merujuk pada Masjid Al Aqsa yang dibangun selama 40 tahun setelah Nabi Ibrahim membangun Ka'bah di Makkah.
Baitul Maqdis atau Masjid Al Aqsa dibangun secara sederhana oleh Nabi Yakub AS. Lalu pembangunan Baitul Maqdis secara megah dilakukan oleh Nabi sekaligus raja yang begitu kaya, yakni Nabi Sulaiman AS.
Terlepas dari hal tersebut, Baitul Maqdis disinggung dalam suatu riwayat hadits, dan di dalam riwayat ini disebutkan bahwa kala itu Baitul Maqdis terbakar. Saat terbakar, ada satu-satunya hewan yang berupaya menjadikan Masjid Al Aqsa di Palestina itu terus terbakar.
Berikut ini bunyi haditsnya:
- عن عائشةَ رضِيَ اللهُ عنها أنَّها قالتْ: كانتِ الأَوْزاغُ يَومَ أُحرِقتْ بَيتُ المَقدِسِ جعَلتْ تَنفُخُ النارَ بأفواهِها، والوَطواطُ تُطفِئُها بأجنِحَتِها.
Diriwayatkan Al Qasim bin Muhammad RA, dari Aisyah RA, dia berkata: "Di hari terbakarnya Baitul Maqdis, cicak-cicak (atau tokek) mengembuskan api dengan mulutnya. Api tersebut dipadamkan oleh kelelawar-kelewar dengan sayapnya" (HR Al Faqihy dalam Akhbar Makkah, dan Al Baihaqi dalam Sunan Kubro).
Tokek atau cicak adalah hewan yang berbahaya dan beracun. Orang Arab biasa menyebutnya Saamun Abrosh (racun kusta/lepra).
Riwayat yang menyebut cicak menyulut api ke Nabi Ibrahim adalah penjelasan tentang kedengkian cicak dan besarnya kerugian yang ditimbulkan dari cicak. Dengan demikian, cicak termasuk binatang yang jahat. "Cicak itu hewan beracun," demikian perkataan Al Azhari dalam Al Misbah Al Munir.
Dibunuhnya cicak...