REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan musim hujan di wilayah Jabodetabek akan mundur 20 hingga 30 hari dari daerah yang lebih dulu memasuki musim hujan pada November mendatang. Di mana, diprakirakan wilayah Jabodetabek akan memasuki musim hujan pada periode pertengahan hingga akhir bulan depan.
“Untuk wilayah Jabodetabek periode awal musim hujan diprakirakan mundur dua hingga tiga dasarian dan diprakirakanakan memasuki awal musim hujan pada November dasarian II dan III,” ujar Plt Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, kepada Republika, Selasa (10/10/2023).
Meski begitu, Andri mengatakan, untuk sebagian wilayah Bekasi dan Tangerang, musim hujan diprakirakan masih dalam kategori normal. Hal tersebut, kata dia, merupakan sebagai bagian dampak dari El Nino, yang juga berpengaruh terhadap periode awal musim hujan.
Dia juga menjelaskan, pihankya memprakirakan, secara umum wilayah yang akan mengalami musim hujan lebih dahulu adalah yang berada di wilayah Barat. Daerah-daerah itu, di antaranya Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Papua.
“Secara umum wilayah yang akan mengalami musim hujan lebih dahulu adalah dari wilayah barat seperti dari Sumatera, Kemudian Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara dan Papua,” kata dia.
Dia menerangkan, wilayah Sumatera bagian Tengah hingga Utara, sebagian Kalimantan bagian Utara dan sebagian besar Papua secara umum telah memasuki awal musim hujan. Sementara itu, ada daerah yang diprakirakan mundur satu hingga lebih dari tiga dasarian. Dasarian merupakan satuan meteorologi yang lamanya 10 hari.
“Untuk daerah yang diprakirakan mundur satu hingga lebih dari tiga dasarian di wilayah Sumatera bagian Tengah hingga Selatan, sebagian besar wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Barat, Kalimantan bagian Tengah hingga Selatan, sebagian besar Sulawesi, Maluku Utara, dan Maluku,” jelas Andri.