REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Pelaksanaan ibadah haji di Makkah, Arab Saudi menimbulkan kekaguman baik bagi peserta aktif maupun mereka yang menyaksikan acara tersebut dari jarak jauh. Makna spiritual dari peristiwa tersebut seolah menarik perhatian banyak pihak.
Di sisi lain, hal utama lainnya yang juga menjadi fokus perhatian adalah upaya luar biasa Pemerintah Arab Saudi dalam menjamin keselamatan dan kesejahteraan jutaan jamaah, yang berkumpul dari seluruh dunia.
Harus diakui, ada tantangan besar dalam mengelola acara sebesar ini. Infrastruktur, akomodasi, teknologi, dan pengelolaan massa merupakan faktor-faktor yang, jika dipikirkan dengan matang, dapat menyukseskan ibadah haji.
Penting juga untuk mengelola sejumlah ancaman, seperti wabah penyakit dan risiko kesehatan lintas batas. Bekerja sama dengan Arab Saudi, Kantor Regional WHO untuk Mediterania Timur telah bekerja keras memastikan semua kapasitas yang diperlukan tersedia untuk ibadah haji.
Global Center for Mass Gatherings Medicine di Arab Saudi, yang merupakan pusat kolaborasi WHO, mengkhususkan diri dalam mempersiapkan dan mengelola pertemuan massal seperti haji dan umrah.
Pertemuan massal ini, meskipun telah direncanakan, dapat membebani sumber daya lokal dan menimbulkan risiko kesehatan. Karena itu, dalam mempersiapkan ibadah besar seperti ini memerlukan penilaian risiko berbasis bukti, keterlibatan masyarakat, serta peningkatan kapasitas lokal.
Dilansir di situs resmi WHO, Rabu (11/10/2023), untuk mempersiapkan setiap musim haji Global Center melakukan penilaian mendalam terhadap sistem peringatan dini kesehatan Arab Saudi. Tujuannya mengevaluasi kesiapannya dalam mendeteksi dan merespons potensi risiko kesehatan.
Tinjauan atau evaluasi ini dilakukan setelah...