REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Viral di media sosial Twitter (X), seorang pasien yang mengaku demam tapi diabaikan petugas instalasi gawat darurat (IGD) di sebuah rumah sakit di kawasan Bintaro. Akun dengan nama @hasyakyla mengaku datang dengan keluhan demam sampai merasa menahan muntah di mulut.
Akun tersebut mengeluhkan pelayanan di IGD tersebut karena malah membiarkan dan bahkan memintanya pulang lagi. Hal itu karena demamnya dianggap tidak sampai 40 derajat celsius dan dokter menyebut demamnya “tidak sesakit itu”.
Dia pun merasa hanya membuang-buang waktu datang ke RS tersebut. Bahkan, saat berada di rumah, ia merasakan banyak keluhan, seperti mata putih, mual, pusing, hingga sakit tulang. “Kurang ajar banget kalau dipikir-pikir mah,” tulis akun tersebut.
Ada warganet yang membalas postingan yang diunggah @areajulid tersebut. Warganet ini mengaku pernah bekerja di RS dan IGD.
“Di IGD itu ada namanya triage/triase, jd istilahnya untuk mensortir pasien mana yg harus diprioritaskan pengobatannya," katanya menjelaskan.
Ia melanjutkan, seseorang tidak bisa menjustifikasi pelayanan IGD hanya karena satu hal. "Harus tau dulu disana apakah IGD nya lagi banyak pasien kah, banyak yg temasuk kategori merah kah, atau memang si pembuat story masih diobservasi,” tulis dia.
Sebenarnya bagaimana tahapan pelayanan pada pasien di IGD pada umumnya?
Bagian Gawat Darurat (IGD) biasanya menyediakan perawatan darurat bagi pasien yang mengalami cedera traumatis, penyakit berat, atau masalah lain yang memerlukan perawatan segera. Stafnya meliputi dokter, perawat, dan profesional kesehatan lainnya yang mengikuti prosedur khusus sehingga pasien bisa mendapatkan perawatan yang diperlukan secepat mungkin.
Berikut lima langkah perawatan yang biasanya dilakukan di IGD ....