Jumat 22 Mar 2024 11:18 WIB

RSUD Bandung Kiwari Siapkan Ruangan Tambahan Antisipasi Lonjakan Pasien DBD

Pasien DBD yang datang ke IGD kondisinya relatif sudah dalam kondisi lemas

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Sejumlah pasien di evakuasiRumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bandung Kiwari
Foto: ANTARA/Raisan Al Farisi/hp.
Sejumlah pasien di evakuasiRumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bandung Kiwari

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bandung Kiwari menyiapkan ruangan dan sumber daya tambahan untuk mengantisipasi lonjakan pasien demam berdarah dengeu (DBD) yang dirawat di rumah sakit. Pasien DBD yang dirawat, saat ini mengalami peningkatan enam bulan terakhir.

"Antisipasi di rumah sakit, saya harus alokasi ruangan, SDM. Mungkin ada ruangan disiapkan untuk membantu bila terjaid lonjakan di bulan ini dan bulan depan," ujar Direktur Rumah Sakit Bandung Kiwari dr Yorisa Sativa saat dikonfirmasi, Jumat (22/3/2024).

Baca Juga

Yorisa mengatakan, pasien DBD yang datang ke instalasi gawat darurat (IGD) relatif sudah dalam kondisi lemas, panas sudah berlangsung beberapa hari. Setelah dicek laboratorium kondisi trombosit diketahui turun.

"Yang awalnya disangka panas biasa kok gak turun-turun datang ke rumah sakit dilab trombosit turun, jadi ya banyak gak kembali ke rumah dan di rumah sakit," katanya.

Menurut Yorisa, penanganan terhadap pasien harus dilakukan cepat khususnya pasien DBD. Penanganan tersebut dilakukan agar antrean tidak berlangsung panjang. "Yang jadi kendala, kalau ruangan penuh hampir 1/3 rujukan rumah sakit lain yang (datang ke RSUD Bandung Kiwari) penuh tidak bisa ditangani," kata dia.

Sejauh ini, ia mengatakan belum terdapat pasien lagi yang dirujuk dari rumah sakit lain ke RSUD Bandung Kiwari. Direktur menyebut terus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk dilakukan intervensi di hulu agar tidak terjadi peningkatan di hilir. "Artinya pencegahan dilakukan dan program nasional di Kota Bandung Wolbachia bisa menjadi alasan bagi masyarakat kalau tidak dilaksanakan angka (DBD) meningkat," kata Yorisa.

Ia pun mengkhawatirkan kondisi cuaca yang akan memasuki peralihan dari musim hujan ke kemarau dan diperkirakan akan berlangsung panjang. Selain itu terdapat sisa air hujan yang berpotensi terjadi penyebaran nyamuk Aedes Aegypty.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement