REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei Poltracking Indonesia periode 25 September – 1 Oktober 2023 menunjukkan elektabilitas Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo bersaing kompetitif di Jawa Timur. Direktur Riset Poltracking Indonesia, Arya Budi mengatakan, Prabowo Subianto memperoleh angka elektabilitas 40,6 persen, diikuti Ganjar Pranowo 38,2 persen dan Anies Baswedan 13,6 persen dengan kelompok yang belum menentukan 7,6 persen.
"Dengan margin of error 3,1 persen, siapa yang unggul di Jatim per periode hari ini masih kompetitif meski secara angka Prabowo Subianto sedikit unggul dari Ganjar. Kita memang belum bisa memutuskan karena margin bisa naik turun," ujar Arya dikutip dari Youtube Poltracking TV, Rabu (11/10/2023).
Arya melanjutkan, secara tren elektabilitas tiga capres pada Juni menuju September 2023 mengalami kenaikan. Prabowo Subianto naik 5,8 persen dari 34,8 persen ke 40,6 persen, Ganjar alami kenaikan 2,6 persen dari 35,6 persen ke 38,2 persen, dan Anies naik 4,3 persen dari 9,3 persen ke 13,6 persen.
"Kita ingat di awal September ada deklarasi Anies Muhaimin tetapi ternyata tidak cukup mengatrol mengangkat Anies di Jatim. Perbedaan pergerakan angka tingkat keterpilihan ini dari Juni ke September ini ada posisi yang sedikit berubah antara Prabowo dan Ganjar, kalau Anies tertinggal jauh," ujarnya.
Sedangkan dalam simulasi dua kandidat (head-to-head), Ganjar Pranowo unggul dengan 51,9 persen dari Anies Baswedan 17,6 persen. Begitu pun, simulasi Prabowo Subianto dengan Anies Baswedan, Prabowo unggul 53,4 persen sedangkan Anies Baswedan 17,9 persen. Sedangkan, head-to-head antara Prabowo Subianto dengan Ganjar relatif seimbang yakni 42,3 persen dan Ganjar 40,5 persen.
Poltracking Indonesia menyelenggarakan survei pada 25 September – 1 Oktober 2023 di Jawa Timur. Jawa Timur adalah provinsi penentu dan terpadat kedua secara DPT. Lebih dari 31 juta pemilih atau sekitar 15,5 persen pemilih ada di Jawa Timur. Survei ini menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan 1.000 responden dengan margin of error +/- 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.