Rabu 11 Oct 2023 22:09 WIB

Menperin: Pendanaan Diperlukan Untuk Dekarbonisasi di Sektor Manufaktur

Penerapan industri hijau guna mendukung dekarbonisasi bukanlah beban biaya.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Lida Puspaningtyas
Menteri Perindustrian (Menperin) RI Agus Gumiwang Kartasasmita (tengah) saat berkunjung ke Universitas Andalas di Padang, Senin, (4/9/2023).
Foto: ANTARA/HO-Humas Unand.
Menteri Perindustrian (Menperin) RI Agus Gumiwang Kartasasmita (tengah) saat berkunjung ke Universitas Andalas di Padang, Senin, (4/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan, aspek pendanaan penting dalam mendukung dekarbonisasi di sektor industri manufaktur. Ditegaskan, dekarbonisasi perlu dilakukan demi mencapai target net zero emission (NZE) pada 2050.

"Yang juga penting, dukungan dari sektor finance, pendanaan. Kenapa penting? Karena salah satu kunci utama keberhasilan penurunan karbon adalah penggunaan peralatan atau teknologi yang mutakhir," ujarnya usai Rapat Kerja Kementerian Perindustrian di Jakarta, Rabu (11/10/2023).

Ia menuturkan, pendanaan penting karena perlu menyediakan peralatan mutakhir dengan teknologi terbaru. Investasi itu, sambungnya, tidak murah.

Agus mengatakan, peralatan mutakhir berteknologi tinggi dapat mendorong efisiensi dalam proses produksi di industri. Efisiensi produksi yang dimaksud meliputi penggunaan industri hingga elektrifikasi. 

"Pertama kita harus melihat dukungan dari sektor finance ini jadi kunci," tegas dia. Agus menambahkan, perubahan pola pikir pelaku industri mengenai dekarbonisasi pun diperlukan.

Ia menegaskan, penerapan industri hijau guna mendukung dekarbonisasi, bukanlah beban biaya melainkan investasi.

"Kalau mereka menggunakan peralatan mutakhir teknologi tinggi mereka pasti akan mendapatkan efisiensi," jelasnya.

Meski Agus tidak memungkiri, belanja modal atau capital expenditure (capex) perusahaan akan sedikit lebih tinggi. Hanya saja itu akan dinikmati dalam jangka panjang. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement