REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Direktur Riset Poltracking Indonesia, Arya Budi mengatakan Erick Thohir tak hanya disukai di kalangan elite Nahdlatul Ulama (NU), tetapi juga di akar rumput (grass root). Hal ini dibuktikan dengan tingginya elektabilitas Erick Thohir sebagai calon wakil presiden di kalangan warga nahdliyin.
Hal ini disampaikan Arya merespons survei Poltracking Indonesia periode 25 September-1 Oktober 2023 memotret pemilih yang merasa dekat dengan NU di Jawa Timur. Dalam survei itu, mayoritas warga NU memilih Erick Thohir sebagai cawapres dengan angka 20,8 persen. Angka ini jauh melewati raihan tokoh-tokoh NU lain di bursa cawapres.
"Jadi di grassroot kita pikir Erick hanya unggul nahdliyin di NU elite ya apalagi di NU struktural, tetapi ternyata di level grassroot di level pemilih dia tinggi juga, nah tentu itu menjadi kontribusi tingkat keterpilihan elektabilitas dia," ujar Arya dikutip pada Kamis (12/10/2023).
Arya mengatakan, pilihan Nahdliyin yang dominan menginginkan Erick Thohir menjadi cawapres ini tidak terlepas dari aktivitas Ketua Umum PSSI itu sendiri yang selama ini dekat dengan komunitas NU.
Erick Thohir, kata Arya, selama ini selalu hadir dalam beberapa acara penting NU seperti peringatan Satu Abad NU di Sidoarjo. Bahkan, tidak cuma hadir, Erick Thohir merupakan Ketua Panitia Harlah 100 Tahun Nahdlatul Ulama.
"Asosiasi dia sebagai nadhliyin apalagi beberapa momentum PBNU terakhir, Erick terlibat misalnya acara PBNU seperti satu abad di Sidoarjo dan momentum-momentum lain dia terlibat sebagai warga nadliyin dan survei menunjukan 80 persen pemilih responden yang menyatakan warga nahdliyin juga ternyata tinggi juga di Erick meskipun di dalam margin dengan tiga figur lain Mahfud, Muhaimin, dan Khofifah," ujar Arya.
Survei Poltracking Indonesia memotret Erick Thohir menjadi pilihan cawapres teratas dari pemilih yang memiliki kedekatan dengan Nahdlatul Ulama (NU) atau Nahdliyin di Jawa Timur dengan 20,8 persen. Angka ini disusul Mahfud MD 17,2 persen, Muhaimin Iskandar 16,7 persen, dan Khofifah Indar Parawansa 13,7 persen.
Poltracking Indonesia menyelenggarakan survei pada 25 September-1 Oktober 2023 di Jawa Timur. Jawa Timur adalah provinsi penentu dan terpadat kedua secara DPT yang merupakan pusat gravitasi NU.
Lebih dari 31 juta pemilih atau sekitar 15,5 persen pemilih ada di Jawa Timur. Survei ini menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan 1000 responden dengan margin of error +/- 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.