Kamis 12 Oct 2023 16:05 WIB

Presiden Palestina akan Kunjungi Rusia dalam Waktu Dekat

Rusia dan Palestina masih menegosiasikan kapan tepatnya kunjungan Abbas

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Presiden Palestina Mahmoud Abbas akan mengunjungi Rusia dalam waktu dekat
Foto: AP Photo/Richard Drew
Presiden Palestina Mahmoud Abbas akan mengunjungi Rusia dalam waktu dekat

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Presiden Palestina Mahmoud Abbas akan mengunjungi Rusia dalam waktu dekat. Asisten presiden Rusia untuk bidang kebijakan luar negeri, Yury Ushakov, mengungkapkan, lawatan Abbas ke Moskow sudah dijadwalkan.

“Ya, kunjungan Abbas sudah dijadwalkan. Saya belum bisa mengatakan tanggal pastinya, tapi dalam waktu dekat,” kata Ushakov keoada awak media, dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.

Dia menambahkan, saat ini Rusia dan Palestina masih menegosiasikan kapan tepatnya kunjungan Abbas akan dilaksanakan. “Akan segera disepakati (waktu kunjungan Abbas ke Rusia),” ujarnya.

Pengumuman soal agenda kunjungan Abbas dirilis ketika pertempuran antara Israel dan kelompok Hamas yang mengontrol Jalur Gaza masih berlangsung. Terkait hal itu, Rusia telah menyatakan secara terbuka bahwa jalan keluar untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina adalah solusi dua negara. Moskow pun menyerukan agar semua resolusi PBB terkait Palestina segera diterapkan.

Saat berbicara di forum Russian Energy Week di Moskow pada Rabu lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, isu Palestina ada di hati umat Islam. Mengingat persoalan Israel-Palestina telah berlangsung beberapa dekade dan saat ini tengah berlangsung pergolakan, Putin menyebut Rusia dapat memberikan kontribusi dalam upaya penyelesaian konflik.

“Isu Palestina ada di hati setiap orang di kawasan ini. Ya, saya yakin bahwa di hati setiap orang yang memeluk Islam. Segala sesuatu yang terjadi, tidak hanya sekarang, tapi selama beberapa dekade, dianggap sebagai manifestasi ketidakadilan yang mencapai tingkat yang tidak terbayangkan,” kata Putin, dikutip Anadolu Agency.

Dia menjelaskan, gagasan awal untuk Israel dan Palestina adalah mendirikan dua negara berdaulat yang merdeka. Namun keputusan tersebut hanya dilaksanakan sebagian. Putin pun mengakui bahwa Israel telah merenggut tanah milik Palestina. “Selain itu, sebagian dari tanah yang selama ini dianggap oleh warga Palestina sebagai milik asli Palestina, diambil alih oleh Israel, pada waktu yang berbeda dan dengan cara yang berbeda. Namun sebagian besar, tentu saja, dengan bantuan kekuatan militer,” ucap Putin.

Putin pun menyampaikan bahwa dapat memberikan kontribusi dalam upaya penyelesaian konflik Israel-Palestina. "Kami memiliki hubungan ekonomi yang sangat stabil dengan Israel. Kami telah menjalin hubungan persahabatan dengan Palestina selama beberapa dekade. Teman-teman kami mengetahui hal ini. Menurut pendapat saya, Rusia juga dapat berkontribusi dalam proses penyelesaian masalah ini," ujarnya.

Pertempuran terbaru antara Israel dan Hamas pecah pada 7 Oktober 2023 lalu. Hingga saat ini belum ada kesepakatan tentang gencatan senjata. Korban jiwa, baik di Israel maupun Jalur Gaza, terus bertambah. Menurut laporan terbaru, jumlah warga Israel yang tewas akibat serangan Hamas telah mencapai 1.200 jiwa. Sedangkan korban luka lebih dari 3.00 orang.

Sementara warga Palestina di Jalur Gaza yang meninggal akibat serangan Israel juga menyentuh 1.200 jiwa. Jumlah korban luka mencapai sekitar 5.600 orang. Menurut PBB, pemboman oleh Israel juga telah menyebabkan lebih dari 338 ribu warga Jalur Gaza terlantar dan mengungsi. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement