REPUBLIKA.CO.ID, JAKARATA— Tak hanya pengambilalihan wilayah yang dilakukan Israel, tetapi juga mengubah wajah wilayah jajahannya dengan proyek yahudisasi.
Wilayah Palestina terlebih kota Al-Quds kental dengan nuansa penduduk asli Arab Palestina yang telah ribuan tahun tinggal dan memakmurkannya. Saat ini, wilayah tersebut diubah secara paksa, lewat kekuasaan dan kekerasan. Berikut ini sejumlah upaya Yahudisasi Yerusalem selain langkah penjajahan dan agresi yang ditempuh Zionis Israel:
1. Secara demografi sejak 1948 penduduk kota Al-Quds mengalami perubahan yang sangat signifikan. Jumlah penduduk asli Arab Palestina mengalami penurunan, sebaliknya jumlah pendatang Yahudi meningkat tajam. Data terakhir 2016 menunjukkan sejumlah 17.100 warga Kota Al-Quds terpaksa meninggalkan kota disusul datangnya 13.600 warga baru Yahudi
2. Pada aspek budaya, Israel memalsukan realita dan sejarah dengan mengganti nama jalan, kampungkampung, serta situs kota al-Quds dengan nama-nama Ibrani yang tidak memiliki kaitan apapun dengan al-Quds. Jabal al mukabbar menjadi Har Ovel, jabal Abu Ghonaem menjadi Har Huma, pintu al Asbat menjadi Syaer Haryot, dan lain-lain
3. Israel juga melakukan penggalian di bawah situs suci Masjid Al Aqsha dengan dalih mencari peninggalan Yahudi. Hingga akhir 2016 tercatat telah dilakukan 63 penggalian di bawah situs suci Masjid AL-Aqsa, untuk mencari peninggalan Yahudi, yang tak kunjung ditemukan
4. Perubahan yang sangat terasa dari proyek yahudisasi ini adalah pada aspek agama. Pada tataran inilah kaum Muslimin di belahan dunia lain terpanggil dan turut bertanggung jawab. Fakta historis status quo Masjid Al-Aqsa dilanggar oleh Israel.
Larangan Adzan dari pengeras suara, penutupan Masjid Al-Aqsa untuk shalat, larangan bagi gerakan murabith dan murabithah, larangan penyelenggaraan taklim-taklim di mastabah (teras) Masjid Al-Aqsa, hingga kriminalisasi pekik takbir dan pembuatan nasi "maqlubah menjadi ironi dengan perlindungan yang diberikan kepada para peziarah yahudi di masjid Al-Aqsa
5. Pembagian paruh waktu dan paruh wilayah Masjid Al-Aqsa bagi Islam dan Yahudi hanyalah jalan bagi Yahudi untuk memaksa mendapatkan tempat. Kekuatan polisi dan militer dikerahkan, kekuatan ekonomi yang mereka punya, serta kekuatan lobi-lobi negara sekutu yang dengan setia mendukung. Semua bentuk penjajahan ini terjadi di abad modern saat semua bangsa di dunia menolaknya
Baca juga: Daftar Produk-Produk Israel yang Diserukan untuk Diboikot, Cek Listnya Berikut Ini
6. Di sisi lain tanpa malu Israel berusaha terus untuk bisa diterima di mata dunia. Mereka kini melancarkan ta'biah yaitu upaya asimilasi agar bisa diterima. Mencoba bergaul normal dengan warga dunia, menarik simpati, menutupi realita tangan-tangan berlumur darah anak-anak Palestina tak berdosa yang mereka bunuh dengan keji, yang mereka yatimkan dengan membunuh orang tuanya. Mencoba tuli dari jeritan para pengungsi Palestina di negeri orang, terpisah dari sanak keluarga, menahan rindu kembali ke tanah air mereka
7. Sekeras apapun mereka berusaha, apa yang dilakukan Israel, tetaplah sebuah penjajahan yang tidak bisa membohongi hati nurani siapapun, terlebih hati bangsa Palestina.
Dalam jiwa seluruh bangsa hingga anak-anak Palestina, di manapun mereka tinggal dengan pahitnya hidup di pengungsian atau beratnya bertahan di bawah tekanan penjajah yahudi, tidak pernah ada negara bernama Israel. Palestina adalah tanah air tak terlupakan yang memenuhi jiwa dan pikiran, karena tak kan pernah ada tempat di hati manusia bagi penjajah sampai kapanpun.