REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Ada banyak cara untuk membantu perekonomian keluarga. Salah satunya ternak jangkrik yang dianggap perawatannya mudah, modal kecil, tidak memakan banyak tempat, dan hanya membutuhkan ketelatenan.
Ibu-ibu rumah tangga di Desa Bagorejo, Kecamatan Srono, Banyuwangi telah membuktikan itu. Mereka secara berkelompok bersama warga lingkungan sekitar melakukan ternak jangkrik. Hasil ternak ini ternyata dapat menambah ekonomi keluarga.
Ketua Kelompok Jangkrik Sejahtera, Sri Yusweni menyatakan, rata-rata ternak jangkrik merupakan kerja sampingan dari ibu-ibu rumah tangga. "Karena merawatnya tidak ribet, tidak membutuhkan perlakuan khusus, hanya rutin kasih makan saja," kata Sri.
Menurut dia, kegiatan ternak jangkrik di wilayahnya sudah berjalan sekitar satu tahun. Awalnya hanya lima orang tetapi kini sudah 17 orang yang bergabung. Sebagian besar dari mereka adalah ibu rumah tangga.
Sri memaparkan, kelompoknya melaksanakan ternak jangkrik di sebuah gudang bekas penyelepan padi milik warga. Ternak jangkrik menggunakan boks berukuran sekitar 3 x 1 meter. Boks tersebut rata-rata berisi 5 ons bibit jangkrik sedangkan lama masa panen jangkrik hanya sekitar 26 hari sampai satu bulan.
Satu ons bibit jangkrik biasanya dapat menjadi 10 kilogram jangkrik saat siap panen. "Jadi 1 boks bisa menghasilkan 50 kilogram jangkrik saat panen," jelas Sri dalam pesan resmi.
Adapun harga satu kilogram jangkrik di pasaran sekitar Rp 30 ribu. Itu artinya satu boks dapat menghasilkan Rp 1,5 juta. Sementara itu, biaya operasional untuk ternak jangkrik relatif kecil, yakni rata-rata hanya Rp 1 juta per boks yang digunakan untuk bibit dan pakan jangkrik
Menurut Sri, rata-rata satu boks bisa menghasilkan keuntungan sekitar Rp 500 ribu. "Kalau punya tiga boks, alhamdulillah. Lumayan untuk tambahan pemasukan tiap bulan," jelas Sri.
Sebagian besar warga di tempatnya minimal memiliki dua boks. Selain disimpan di gudang bersama, ada juga yang memelihara di rumah masing-masing.
Sri menegaskan, ternak jangkrik sebenarnya cukup menjanjikan karena permintaan yang besar. Apalagi terdapat permintaan banyak dari Bali, Malang, Surabaya, dan daerah lainnya, yang belum bisa dipenuhi oleh kelompok ini.
Sementara itu, dia juga mengungkapkan, total kelompok ini hanya terdapat 35 boks. Dengan kata lain, tiap bulan rata-rata menghasilkan sekitar 1,75 ton yang dikirim ke berbagai daerah.
Pada kesempatan sama, Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, mengapresiasi upaya ibu-ibu rumah tangga untuk membantu ekonomi keluarga. Dia menilai upaya ibu rumah tangga di desa ini dengan ternak jangkrik patut dicontoh. Sebab, mereka dapat memperoleh pemasukan dan menambah ekonomi keluarga, tanpa meninggalkan pekerjaan di rumah.