REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyatakan terus mengejar investor agar mau menanamkan modalnya di Indonesia. Salah satu caranya dengan memberikan pemanis berupa insentif perpajakan yakni tax holiday.
"Selama perubahan aturan belum dilakukan maka sweetener tax holiday tetap akan kita berikan secara maksimal. Ini untuk mendatangkan investor di negara Indonesia," ujarnya di Jakarta, Rabu (25/10/2023).
Menurutnya, permintaan penerapan Global Minimum Tax (GMT) atau pajak minimum global hanya permainan negara maju. Maka, kata dia, penerapannya tidak bisa disamakan antara negara maju dan berkembang.
"Kalau menurut saya ini mainan-mainan negara maju saja. Tidak apple to apple dan ini semua strategi untuk menarik investor mereka ke negara mereka," tegasnya.
Maka, kata Bahlil, tax holiday masih menjadi bagian penting. Selain itu, insentif tax allowance pun tetap harus diberikan.
Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Inventasi atau BKPM Nurul Ikhwan menambahkan, kementerian optimis bisa mencapai target realisasi investasi dari presiden tahun ini yang sebesar Rp 1.400 triliun. Sampai kuartal ketiga sudah terealisasi sebanyak Rp 1.053 triliun atau 75 persen dari target.
“Investor yang sudah merencanakan investasinya, upaya menyerap anggaran bisnisnya paling tinggi di kuartal terakhir. Jadi kami yakin target Rp 1.400 triliun bisa dicapai oleh Indonesia," ujarnya.
Di sisi lain, Nurul menyoroti bahwa infrastruktur yang telah merata mendorong investasi tidak hanya berpusat di pulau Jawa saja, tapi juga di luar Jawa. Dia bilang, saat ini realisasi investasi di luar Jawa adalah 51,8 persen, sementara di Jawa sebesar 48,2 persen.