REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda (Laksda) Julius Widjojono meluruskan informasi yang beredar di mengenai tembakan mortir yang dilontarkan militer Zionis Israel ke arah Markas Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) yang berlokasi tidak jauh dari perbatasan Lebanon-Israel.
Julius menerangkan, tayangan video yang dinarasikan di media sosial (medsos) sebagai serangan mortir Israel, sebenarnya merupakan tembakan suar (flare) dari pihak yang bertikai. Karena itu, ia membantah tembakan itu merupakan roket.
"Yang ada di media sosial, yang beredar beberapa hari ini, terutama tadi malam itu hanya roket flare. Roket flare itu untuk memberikan penerangan pada malam hari," kata Juliud saat ditemui di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (26/10/2023).
Walaupun demikian, kata dia, tembakan flare juga kerap digunakan untuk mengukur jarak dan aktivitas di daerah yang menjadi sasaran tembak. "Roket flare untuk menerangi kegelapan malam, durasinya sekitar 40 detik biar terang. Musuh atau pihak yang melemparkan roket akan melihat aktivitas, posisi dari area tersebut, dan ini sudah diantisipasi," kata Julius.
Dia menerangkan, sisa flare memang dapat merusak benda apabila jatuh di atap bangunan. Namun, hal itu tidak sampai menimbulkan korban jiwa atau kerusakan yang fatal.
Saat ini, di Lebanon, ada 1.229 prajurit TNI yang tergabung dalam pasukan perdamaian PBB (UNIFIL) dan berjaga di daerah selatan dan di sepanjang perbatasan darat dan laut Israel-Lebanon. Ketegangan di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel meningkat dalam beberapa pekan terakhir.
Hal itu terjadi, terutama setelah perang antara pejuang Hamas dan militer Israel pecah pada 7 Oktober 2023. UNIFIL pada 15 Oktober 2023 membenarkan adanya serangan roket ke arah markas mereka di Naqoura.
Markas Soedirman Camp, yang merupakan bagian dari Markas UNIFIL di Naqoura, merupakan satu dari beberapa lokasi jaga prajurit TNI di Lebanon. Umumnya, Markas Soedirman Camp di Naqoura menjadi wilayah kerja prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Pendukung Markas/Force Headquarter Support Unit (FHQSU).
Ada pula, Satgas Indo Force Protection Company (FPC), Satgas Koordinasi Sipil-Militer/Civilian Military Coordination (CIMIC) TNI, Satgas Military Community Outreach Unit (MCOU), dan Satgas Level 2 Hospital. Hingga kini, tidak ada korban dari personel TNI.
Ribuan TNI di Lebanon...