REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Syaiful Huda menanggapi ihwal sejumlah survei yang menunjukkan angka elektabilitas capres-capres memungkinkan Pilpres 2024 terjadi dalam dua putaran. Dia menyebut pilpres dua putaran kemungkinan besar bakal terjadi.
“Hampir pasti karena dari hasil survei sampai hari ini tidak ada satupun lembaga survei yang hasil surveinya mengonfirmasi ada kandidat tertentu yang elektabilitasnya lebih dari 51 persen,” kata Syaiful kepada wartawan, Kamis (26/10/2023).
Syaiful menyebut, bahkan hingga hari ini angka elektabilitas tiga capres-cawapres yang disurvei masih di bawah 40 persen. Menurutnya hal itu menunjukkan adanya kompetisi yang sengit.
“Itu artinya persaingan masih ketat dan distribusi suara juga pasti tidak memenuhi 51 persen jumlah provinsi kita. Oleh karena itu, semua harus dalam cara pandang ini, jangan sampai kemudian inisiatif dalam membangun satu putaran melanggar proses demokrasi yang sedang kita jaga bersama,” tegas dia.
Syaiful melanjutkan, di samping hasil survei selama konstan 1,5 tahun pergerakan elektabilitas tiga kandidat belum ada yang melampaui angka aman, waktu menyongsong tanggal pilpres yakni 14 Februari 2024 juga kian dekat. Menurutnya, perlu ada kesiapan dari penyelenggara pemilu untuk mengantisipasi terjadinya pilpres dua putaran.
“Di saat yang sama sisa waktu kita tinggal tiga bulan jadi perubahan drastis menurut saya sulit terjadi. Oleh karena itu saling menjaga, saling meng-counter menjadi sangat penting, termasuk pemerintah dan penyelenggara pemilu, KPU, harus sudah mulai menyiapkan potensi dua putaran pilpres,” tutur dia.
Saat ditanya mengenai potensi pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 'AMIN' yang diusung oleh Koalisi Perubahan, termasuk PKB, Syaiful optimistis bahwa AMIN akan masuk putaran kedua. "Kalau soal itu saya pastikan pasangan AMIN akan maju dalam putaran kedua," tutup dia.