REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak mau ketinggalan perbankan syariah terus memacu pembiayaan kepada pelak usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di berbagai sektor. Salah satunya Bank Mega Syariah (BMS) yang mencatatkan pembiayaan UMKM yang tumbuh 20,42 persen year on year (yoy).
"Kinerja pembiayaan UMKM BMS menunjukkan pertumbuhan positif. Sampai dengan kuartal III 2023 pembiayaan UMKM mencapai Rp1,44 triliun, atau tumbuh sebesar 20,42 persen dari tahun sebelumnya (yoy)," kata Corporate Secretary Division Head Bank Mega Syariah Ratna Wahyuni kepada Republika.co.id, dikutip Jumat (27/10/2023).
Lebih lanjut, Ratna menuturkan, saat ini BMS masih fokus menyalurkan pembiayaan pada sektor yang survive terhadap dampak Covid-19. Hal ini sejalan dengan strategi bank dalam mengoptimalkan fungsi intermediasi dengan tetap menjaga prinsip kehati-hatian.
"Penyaluran pembiayaan UMKM masih secara umum terfokus pada sektor perdagangan besar dan eceran, tapi tidak terbatas pada sektor lainnya yang memiliki potensi besar," katanya.
Perihal target pembiayaan akhir tahun, BMS menargetkan pembiayaan UMKM hingga akhir 2023 memiliki porsi 21 persen dari total pembiayaan. Hingga kuartal III 2023, posisi pembiayaan UMKM BMS sudah mencapai 19,41 persen dari total pembiayaan.
"Kami optimistis bisa mencapai target hingga akhir tahun," ujarnya.
BMS terus menunjukkan kinerja bisnis yang positif hingga Semester I-2023. Hasil positif ditorehkan BMS dalam kinerja keuangan hingga paruh pertama 2023. Hingga Juni 2023, bank telah membukukan laba bersih Rp 138,21 miliar. Angka tersebut tumbuh 4,21 persen secara tahunan (yoy) dibandingkan dengan posisi sebelumnya Rp 132,62 miliar.
Peningkatan laba Bank Mega Syariah yang menunjukkan positif ini, salah satunya ditopang oleh dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun sebesar Rp 13,73 triliun atau melonjak hingga 29 persen (yoy) pada semester I 2023 bila dibandingkan dengan total DPK perseroan tahun lalu pada periode yang sama.