REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota Surabaya terus melakukan persiapan menjelang musim hujan, dalam upaya mengantisipasi terjadinya banjir. Di antara upaya yang dilakukan adalah membangun rumah pompa Elveka Kebonsari dan rumah pompa Sentra Wisata Kuliner (SWK) Karah, Kecamatan Jambangan.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan, pembangunan rumah pompa baru merupakan bagian dari program penanggulangan banjir di wilayah Surabaya Selatan. Ia memastikan, dua rumah pompa tersebut bisa mengatasi banjir di kawasan Jambangan dan sekitarnya ketika curah hujan tinggi, dimana air dapat mudah dialirkan menuju ke sungai.
"Rumah pompa itu untuk menarik pembuangan ke sungai yang terdekat, sehingga kita butuh aliran-aliran itu. Karena kalau dia (air) itu mengikuti aliran sungai, tidak dipotong untuk lari ke sungai yang terdekat, maka dia akan lebih jauh larinya ke sungai," kata Eri, Sabtu (28/10/2023).
Eri mengatakan, mengatasi banjir di Kota Surabaya tidak bisa dilakukan jika hanya mengandalkan gravitasi, sebab air yang mengalir melalui saluran akan lebih lama menuju ke sungai. Maka dari itu dilakukan pemotongan, untuk mempercepat aliran air hujan menuju sungai terdekat.
"Insya Allah, dengan diresmikannya dua rumah pompa ini, wilayah Jambangan, Ketintang, dan sekitarnya (banjir) sudah bisa terkurangi. Harapan saya sudah tidak ada lagi banjir di wilayah ini," ujarnya.
Dua rumah pompa yang dibangun Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya itu, masing-masing dibekali dua unit pompa drainase yang memiliki kapasitas total 6 meter kubik per detik. Tak hanya itu, keduanya juga dilengkapi satu unit pompa sludge (penyedot lumpur) dengan kapasitas 0,5 meter kubik per detik.
Rumah pompa Elveka Kebonsari diproyeksikan untuk mengatasi banjir di wilayah avour (sistem drainase) Wonorejo, Ketintang Madya, Ketintang Selatan Raya, Saluran Kebonagung, Saluran Ketintang Madya 2, Saluran Ketintang Madya 7, dan Ketintang Permai.
Sedangkan rumah pompa SWK Karah melayani wilayah Jalan Karah Agung, Jalan Bibis Karah, Jalan Karah, Perumahan Karah Indah 1, Perumahan Karah Indah 2, dan Avour Wonorejo sisi Karah Agung. "Semoga ini bisa jadi solusi, bagaimana kita bisa atasi banjir yang ada di wilayah Ketintang, Jambangan, dan sekitarnya," kata Eri.
Dalam upaya mengatasi banjir, Eri mengaku telah mempersiapkan strategi lain menjelang musim hujan. Yakni pembangunan saluran air di wilayah perkampungan yang dibangun menggunakan anggaran dari DSDABM Kota Surabaya dan dana kelurahan (dakel). "Semua kegiatan pembuatan saluran di perkampungan itu, harus selesai di tahun 2023, kalau dikerjakan di tahun 2024, maka harus selesai di Maret 2024," ucapnya.
Ketua RW 4 Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Jambangan, Sogiran berharap, rumah pompa yang telah dibangun bisa dijaga bersama oleh seluruh pengurus RT, RW, dan warga di sekitar Kecamatan Jambangan. Ia juga mengimbau kepada warganya untuk saling menjaga dan mengingatkan, jika ada yang membuang sampah di sembarang tempat atau saluran air.
"Karena masih banyak di wilayah lain selalu ada yang membuang sampah, bahkan membuang kasur di saluran air," kata Sogiran.
Hingga saat ini Kota Surabaya telah memiliki 72 rumah pompa yang difungsikan sebagai sarana penanganan banjir. Di 2023, DSDABM Kota Surabaya membangun beberapa rumah pompa baru di tujuh lokasi. Di antaranya rumah pompa Bukit Barisan, rumah pompa Aquatic, rumah pompa Kebraon, rumah pompa Bulak, rumah pompa MERR, rumah pompa Gersikan, dan rumah pompa Undaan.