Selasa 31 Oct 2023 21:00 WIB

Sekjen Gerinda Tantang Hasto Bongkar Ketum Partai yang Kartu Truf-nya Dipegang Penguasa

Muzani mengeklaim parpol mendukung Prabowo-Gibran bukan atas tekanan kekuasaan.

Rep: Febryan A/ Red: Agus raharjo
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani saat diwawancarai wartawan di RSPAD Gatot Subroeto, Jakarta Pusat, Kamis (26/10/2023).
Foto: Republika/ Febryan A
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani saat diwawancarai wartawan di RSPAD Gatot Subroeto, Jakarta Pusat, Kamis (26/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani menantang Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengungkap kartu truf sejumlah ketua umum partai politik yang disebutnya dipegang oleh kekuasaan. Muzani merasa semua partai politik mendukung pencalonan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka bukan atas tekanan kekuasaan.

Muzani awalnya menjelaskan bahwa dirinya tidak tahu siapa yang ditekan kekuasaan dan apa kartu truf mereka dipegang kekuasaan. Dia pun tak tahu siapa yang memberikan tekanan.

Baca Juga

"Mas Hasto hanya cerita di bawah tekanan. Tapi yang saya ketahui, orang-orang, para pemimpin partai politik, ketua umum, sekjen itu memberi dukungan ke Prabowo karena ada perasaan semangat yang sama dalam perjuangan Indonesia ke depan," kata Muzani kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (31/10/2023).

Karena itu, Muzani menantang Hasto membeberkan siapa saja ketum partai yang kartu truf-nya dipegang. Sebab, dalam hukum Indonesia berlaku azas "orang yang menuduh yang harus membuktikan".

"Kalau kemudian ada cerita bahwa mereka memilih Pak Prabowo dalam tekanan karena kartu truf-nya dipegang saya kira Mas Hasto harus menjelaskan partai mana ketumnya, untuk kasus apa, siapa yang menekan, siapa yang ditekan," kata Muzani.

Sebelumnya, Hasto menyebut PDIP dalam suasana sedih karena Presiden Jokowi dan keluarganya meninggalkan partai demi mengusung Gibran Rakabuming menjadi cawapres pendamping Prabowo. Hasto juga menyebut semua mata rantai pencalonan Gibran merupakan pembangkangan politik terhadap konstitusi dan rakyat.

Dia menuding, pencalonan Gibran merupakan hasil rekayasa hukum di Mahkamah Konstitusi dan tekanan politik dari kekuasaan. "Saya sendiri menerima pengakuan dari beberapa ketua umum partai politik yang merasa kartu truf-nya dipegang. Ada yang mengatakan life time saya hanya harian, lalu ada yang mengatakan kerasnya tekanan kekuasaan," ujar Hasto lewat keterangannya, Ahad (29/10/2023).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement