Rabu 01 Nov 2023 10:55 WIB

Seluruh Kecamatan di Yogyakarta Disebut Miliki Prevalensi Stunting Rendah

Berbagai strategi dilakukan dalam percepatan penurunan angka stunting.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Sejumlah ibu menyuapi anaknya dengan makanan yang didapat dari program Gerakan Masyarakat Peduli Anak Stunting (ilustrasi)
Foto: Antara/Didik Suhartono
Sejumlah ibu menyuapi anaknya dengan makanan yang didapat dari program Gerakan Masyarakat Peduli Anak Stunting (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Koordinator Program Manager Satgas Percepatan Penurunan Stunting DIY, Asteria Heny Widayati mengatakan, prevalensi stunting seluruh kemantren di Kota Yogyakarta rendah. Secara keseluruhan, prevalensi stunting di Kota Yogyakarta sebesar 13,8 persen pada 2022.

Angka ini bahkan sudah di bawah target yang ditetapkan nasional untuk 2024 yakni 14 persen. Bahkan, Asteria menyebut berdasarkan monitoring dan evaluasi Quick Wins September 2023 oleh Tim Satgas Percepatan Penurunan Stunting DIY, Kota Yogyakarta memiliki pencapaian lebih baik dibanding kabupaten lainnya di DIY.

Dijelaskan, peta sebaran stunting DIY berdasarkan kecamatan, seluruh kemantren di Kota Yogyakarta berwarna hijau atau sama dengan angka prevalensi rendah. Namun, Kota Yogyakarta menjadi salah satu daerah dengan cakupan keluarga risiko stunting tertinggi dengan angka 33 persen.

“Capaian semester pertama berdasarkan Indikator Layanan Intervensi Spesifik sebanyak 30 persen berada di Dinas Kesehatan. Sementara, Indikator Layanan Intervensi Sensitif ini ada di 70 persen lintas perangkat daerah, yang semuanya yang berkontribusi dalam percepatan penurunan stunting yang ditarik per Juli berdasarkan laporan TPPS dari masing-masing kabupaten dan kota,” kata Asteria, Senin (30/10/2023).