Rabu 01 Nov 2023 17:23 WIB

Korut akan Tutup Belasan Kantor Kedutaan di Luar Negeri

Kantor Kedubes Korut yang ditutup termasuk di Spanyol, Hong Kong, dan negara Afrika.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Bendera Korea Utara (Korut).
Foto: AP Photo/Cha Song Ho
Bendera Korea Utara (Korut).

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara akan menutup belasan kedutaan besar termasuk di Spanyol, Hong Kong, dan beberapa negara di Afrika. Menurut laporan media dan analis, langkah ini dapat menyebabkan hampir 25 persen kantor perwakilan Pyongyang ditutup di seluruh dunia.

Penutupan misi diplomatik Korea Utara baru-baru ini merupakan tanda bahwa negara tertutup tersebut sedang berjuang untuk menghasilkan uang di luar negeri karena sanksi internasional. Pada Senin (30/10/2023) outlet media pemerintah Korea Utara, KCNA mengatakan, para duta besar negara tersebut melakukan kunjungan perpisahan kepada para pemimpin Angola dan Uganda pekan lalu. Kemudian media lokal di kedua negara Afrika melaporkan penutupan kedutaan besar Korea Utara.

Baca Juga

Angola dan Uganda telah menjalin hubungan persahabatan dengan Korea Utara sejak 1970an. Mereka mempertahankan kerja sama militer dan menyediakan sumber mata uang asing termasuk proyek pembangunan patung.

Pendiri situs web NK Pro yang berfokus pada Korea Utara, Chad O'  Carroll mengatakan, penutupan kedutaan akan menjadi salah satu perombakan kebijakan luar negeri terbesar Korea Utara dalam beberapa dekade. Hal ini berdampak pada keterlibatan diplomatik, kerja kemanusiaan di Korea Utara, serta kemampuan untuk menghasilkan pendapatan ilegal.

"Lebih dari selusin misi mungkin akan ditutup, kemungkinan besar karena sanksi internasional, kecenderungan Pyongyang melepaskan diri secara global, dan kemungkinan melemahnya perekonomian Korea Utara", kata Carroll dalam sebuah laporan pada Rabu (1/11/2023).

Kementerian Unifikasi Seoul, yang menangani urusan antar-Korea, mengatakan, penutupan tersebut mencerminkan dampak sanksi internasional yang bertujuan membatasi pendanaan program nuklir dan rudal Korea Utara. Langkah ini akan membuat perekonomian Korea Utara semakin sulit.

“Mereka tampaknya menarik diri karena bisnis penghasil mata uang asing mereka terpuruk akibat semakin ketatnya sanksi dari masyarakat internasional, sehingga sulit untuk mempertahankan kedutaan lebih lama lagi. Ini bisa menjadi pertanda situasi ekonomi Korea Utara yang sulit, di mana sulit untuk mempertahankan hubungan diplomatik yang minimal dengan negara-negara yang secara tradisional bersahabat," ujar pernyataan Kementerian Unifikasi.

Korea Utara memiliki hubungan formal dengan 159 negara, namun memiliki 53 misi diplomatik di luar negeri, termasuk tiga konsulat dan tiga kantor perwakilan. Korea Utara juga akan menutup kedutaan besarnya di Spanyol, dan misinya di Italia.

Korespondensi dengan Partai Komunis Spanyol yang dirilis di situs partai tersebut menyatakan, kedutaan Korea Utara mengumumkan penutupan tersebut melalui surat tertanggal 26 Oktober. Kedutaan Besar Korea Utara di Madrid menjadi sorotan setelah anggota kelompok yang berupaya menggulingkan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, melakukan pembobolan pada tahun 2019. Ketika itu, mereka mengikat para staf sebelum pergi dengan membawa komputer dan perangkat lainnya.

Pyongyang mengecam insiden tersebut sebagai pelanggaran berat terhadap kedaulatan dan serangan teroris. Korea Utara menuduh Amerika Serikat tidak menyelidiki kelompok tersebut secara menyeluruh dan menolak mengekstradisi pemimpinnya. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement