Ahad 18 May 2025 19:10 WIB

AS Labeli Korut 'Negara tidak Kooperatif', Kim Jong-un Perintahkan Militernya Siap Tempur Total

AS masukkan Korut sebagai negara yang tak bekerja sama dalam pemberantasan terorisme.

Prajurit Korea Utara bersama Pemimpin Tertinggi Kim Jong-un.
Foto: KNCA/Reuters
Prajurit Korea Utara bersama Pemimpin Tertinggi Kim Jong-un.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, meminta angkatan bersenjatanya untuk melakukan 'perubahan radikal' dalam kesiapan menghadapi perang. Hal tersebut dilaporkan kantor berita pemerintah Korea Utara, KCNA, pada Sabtu (17/5/2025).

Dalam kunjungan ke latihan udara dari Skuadron Udara Pengawal Sayap Pertama pada Kamis lalu, Kim menyerukan kepada seluruh unit militer agar melakukan perubahan besar dalam persiapan perang dengan selalu berada dalam kondisi siaga penuh. Latihan tersebut melibatkan unit peluru kendali anti-udara, unit radar, unit peperangan elektronik, senjata baru berupa bom luncur presisi jarak jauh, serta simulasi serangan terhadap target sasaran.

Baca Juga

Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengecam keputusan Amerika Serikat (AS) yang kembali menetapkan Pyongyang sebagai 'negara yang tidak kooperatif' dalam upaya global memerangi terorisme. Pernyataan itu disampaikan juru bicara kementerian dan dipublikasikan KCNA pada Sabtu (17/5/2025).

AS pada Selasa (13/5/2025) kembali mencantumkan Korea Utara dalam daftar negara yang tidak bekerja sama dalam pemberantasan terorisme, bersama Kuba, Iran, Suriah, dan Venezuela. "Upaya sepihak dan penuh niat buruk seperti ini harus dikecam dan ditolak oleh komunitas internasional," ujar Kemenlu Korea Utara.

Mereka menilai langkah AS sebagai strategi untuk mencemarkan nama baik negara-negara berdaulat yang independen dan menjadikannya sasaran kecaman global. Kemenlu Korea Utara juga menyebut kampanye “anti-terorisme” yang dipimpin AS tidak lebih dari dalih untuk ikut campur dalam urusan dalam negeri negara lain.

"Tak ada satu pun yang meminta AS memimpin upaya internasional melawan terorisme, dan tak ada pula yang memberinya wewenang untuk itu," tegas pernyataan tersebut, seraya menambahkan bahwa Pyongyang menentang dengan tegas segala bentuk terorisme yang mengancam perdamaian dan keamanan internasional.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement