REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Badan Pangan Nasional tengah berupaya melakukan mobilisasi pasokan cabai rawit merah dari wilayah defisit ke surplus demi mencegah lonjakan harga lebih tinggi pada penghujung tahun. Namun, seluruh upaya tak akan dapat menurunkan harga tanpa produksi yang cukup.
"Produksi cabai menjadi salah satu kuncinya. Kuncinya produksi," kata Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, kepada Republika.co.id, Kamis (2/11/2023).
Seperti diketahui, tugas produksi pada pada Kementerian Pertanian yang bertanggung jawab pada sektor hulu.
Arief menyampaikan, Bapanas juga telah meminta kepada seluruh pimpinan daerah untuk dapat memonitor kebutuhan dan produksi cabai di wilayah masing-masing. Di samping itu, kerja sama antardaerah diharapkan bisa dilakukan.
Badan Pangan juga mengimbau masyarakat untuk memanfaatkan lahan pekarangan di rumah dalam menanam cabai. Seperti yang dilakukan di ibu kota Jakarta. Dengan menanam sendiri, masyarakat bisa mengurangi ketergantungan terhadap cabai di pasar khususnya saat harga sedang tinggi.
Sebelumnya, Arief menjelaskan, mengatakan kenaikan harga cabai rawit merah pada Oktober antara lain disebabkan oleh berkurangnya produksi dibanding bulan-bulan sebelumnya. Hal ini bisa terus berlangsung hingga masa HBKN Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Pasokan cabai rawit merah ke Pasar Induk Kramat Jati masih relatif normal, rata-rata 30 ton per hari, meski ada kecenderungan turun dari pekan-pekan sebelumnya sekitar 36 ton per hari. "Sebagian daerah memang harganya tinggi, tapi sebagian daerah sentra masih banyak panen dan harganya masih relatif normal," ujar Arief.
Adapun, pada pekan ketiga Oktober 2023, Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi tiga komoditas pangan pemicu kenaikan inflasi, yaitu cabai rawit merah, beras, dan gula konsumsi. Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismatini dalam Rakor Inflasi Kemendagri beberapa waktu lalu pun telah menyampaikan pola inflasi dari tahun 2018 hingga 2023.
Di mana umumnya Oktober terjadi inflasi yang relatif lebih tinggi dibandingkan September, komoditas cabai memberikan andil di 0,06 persen. Pada pekan ketiga Oktober 2023 beberapa komoditas yang memberikan andil perubahan indeks perkembangan harga (IPH), antara lain, gula pasir, beras, cabai rawit merah, cabai merah keriting, dan daging ayam ras.