Jumat 03 Nov 2023 02:58 WIB

Harga Sejumlah Komoditas Pangan Naik, BI DIY Sebut Inflasi Bulanan Membaik

TPID DIY terus menjaga ketersediaan pasokan dan kestabilan harga.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Pedagang menata beras di kiosnya di pasar (ilustrasi)
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Pedagang menata beras di kiosnya di pasar (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sejumlah komoditas pangan masih mengalami kenaikan harga di DIY, seperti beras hingga cabai rawit. Meski begitu, Bank Indonesia (BI) DIY menyebut inflasi secara bulanan yakni pada Oktober 2023 justru mengalami perbaikan.

Kepala Perwakilan BI DIY, Ibrahim mengatakan, inflasi DIY pada Oktober 2023 dalam kisaran sasaran 3,0±1 persen. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), katanya, inflasi tercatat 0,25 persen (mtm) atau lebih rendah dibanding inflasi September yaitu 0,29 persen (mtm).

"Sehingga secara tahunan mengalami inflasi sebesar 3,44 persen (yoy)," kata Ibrahim, Kamis (2/11/2023). Ia menuturkan, terjaganya inflasi merupakan hasil koordinasi yang erat, serta serangkaian implementasi kebijakan stabilisasi harga dan pemenuhan pasokan dari Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY.

Dengan perkembangan inflasi terkini, secara kumulatif inflasi DIY hingga Oktober 2023 sebesar 2,44 persen (ytd). Tekanan inflasi DIY terutama disumbang kelompok pendidikan, makanan/minuman, tembakau, serta kelompok BBM.

Andil biaya pendidikan terjadi seiring penyesuaian biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang berlaku sejak 2013. "Kondisi itu berdampak terhadap inflasi DIY, terlebih terdapat 128 perguruan tinggi di DIY," jelasnya.

Pada kelompok makanan/minuman, dan tembakau, kata Ibrahim, inflasi DIY dipengaruhi oleh kenaikan harga beras dan cabai rawit, serta rokok putih. Naiknya harga beras disebabkan berkurangnya pasokan akibat El Nino.

"Sejalan dengan hal tersebut, harga cabai rawit juga meningkat akibat kekeringan yang memicu penurunan produktivitas cabai, sehingga berdampak pada pasokan yang terbatas," ungkap Ibrahim.

Lebih lanjut, dikatakan laju inflasi pada Oktober 2023 masih dapat tertahan oleh penurunan harga di sejumlah komoditas inflasi. Mulai dari komoditas telur ayam ras, daging ayam ras, dan bahan bakar rumah tangga yang menjadi faktor penahan tekanan inflasi DIY.

Ibrahim menuturkan, penurunan harga telur ayam ras dan daging ayam ras dikarenakan pasokan yang terjaga akibat produksi telur yang memadai. Penurunan lebih lanjut, dipicu oleh penyesuaian harga bahan bakar rumah tangga yang dilakukan oleh pelaku usaha.

Untuk itu, pihaknya memperkirakan ke depan inflasi DIY akan terus berada pada kisaran targetnya. Kondisi tersebut didukung upaya TPID DIY dalam menjaga ketersediaan pasokan dan kestabilan harga melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

"Seperti operasi pasar dan pasar murah yang telah dilakukan sebanyak 360 kali, serta implementasi Strategi Pengendalian Harga Pangan (SPHP) oleh Bulog," kata dia.

Selain itu, upaya-upaya tersebut juga diperkuat dengan optimalisasi Kios Segoro Amarto sebagai price reference store untuk menjaga daya beli. Termasuk penguatan Kerja Sama Antar Daerah (KAD), baik antar provinsi maupun intra provinsi yang juga dilakukan untuk pengendalian inflasi di DIY.

"Serta dilakukan monitoring risiko El Nino secara periodik, salah satunya melalui pemanfaatan APBD," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement