REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) dilaporkan telah mengerahkan pesawat nirawak (drone) pengintai ke Jalur Gaza. Drone tersebut hendak mencari lokasi atau tempat kelompok Hamas menahan para sandera yang ditawannya ketika melakukan operasi infiltrasi ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu.
Informasi itu diungkap dua pejabat AS yang enggan dipublikasikan identitasnya kepada Reuters, Kamis (2/11/2023). Mereka menyebut, drone yang dikerahkan AS ke Gaza memang drone pengumpul intelijen. Menurut salah satu pejabat, drone tersebut sudah diterbangkan di atas Gaza selama lebih dari sepekan.
Kedua pejabat AS itu mengatakan, sebanyak 10 warga AS kemungkinan termasuk di antara lebih dari 200 orang yang diculik Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu. Hingga saat ini, AS belum mengtahui kondisi ke-10 orang tersebut.
Israel masih terus membombardir Gaza dengan serangan udara. Sejak akhir pekan lalu, mereka pun meluncurkan operasi pertempuran darat ke wilayah yang telah diblokade sejak 2007 tersebut. Kota di utara Gaza telah menjadi fokus serangan Israel.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, pasukan negaranya terus merangsek ke dalam wilayah Gaza. “Kami berada di puncak pertempuran. Kami telah mencapai keberhasilan yang mengesankan dan telah melewati pinggiran Kota Gaza. Kami mengalami kemajuan,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh kantornya Kamis lalu.
Media Israel, Haaretz, mengungkapkan, sejauh ini setidaknya 18 tentara Israel telah tewas sejak dimulainya operasi pertempuran darat ke Gaza pada 27 Oktober 2023 lalu. Satu di antaranya dilaporkan merupakan seorang komandan pasukan.
Jumlah warga Gaza yang terbunuh akibat serangan Israel kian melambung. Hingga Kamis lalu, korban meninggal sejak dimulainya agresi Israel pada 7 Oktober 2023 lalu telah melampaui 9.000 jiwa. “Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, 9.025 orang terbunuh di Jalur Gaza, lebih dari 73 persen di antaranya adalah anak-anak, perempuan, dan lansia sejak agresi dimulai pada 7 Oktober. Lebih dari 22 ribu orang terluka,” tulis kantor berita Palestina, WAFA, dalam laporannya.