Jumat 03 Nov 2023 16:34 WIB

Lima Anak di Tasikmalaya Meninggal Akibat DBD Selama 2023

Pasien yang meninggal akibat DBD di Kota Tasikmalaya seluruhnya berusia anak. 

Rep: Bayu Adji P/ Red: Agus Yulianto
Petugas melakukan fogging atau pengasapan di Cintarasa, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya.
Foto: ANTARA/Adeng Bustomi
Petugas melakukan fogging atau pengasapan di Cintarasa, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya mencatat kasus demam berdarah dengue (DBD) sejak Januari hingga akhir Oktober 2023 berjumlah 281 kasus. Dari total kasus itu, terdapat lima orang yang meninggal dunia.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Asep Hendra mengatakan, lima pasien yang meninggal dunia akibat DBD seluruhnya masih berusia anak. Bahkan terdapat satu dari lima anak itu yang masih balita.

"Dari data yang ada, pasien yang meninggal akibat DBD di Kota Tasikmalaya seluruhnya berusia anak," kata dia saat dikonfirmasi. Dia menjelaskan, pasien itu kemungkinan meninggal dunia karena ada pemberat. Pasalnya, ketika dilihat dari rentang waktu penanganan, tidak ada keterlambatan pasien di bawa ke fasilitas kesehatan. Artinya, pasien dibawa ke fasilitas kesehatan seusai dengan waktunya. 

"Jadi, bukan karena keterlambatan. Masyarakat sudah aware untuk langsung membawa ke puskesmas. Namun, karena ada faktor internal dari pasien," kata Asep.