Kamis 23 May 2024 20:55 WIB

Sleman Alami Lonjakan DBD Hingga 199 Kasus di Musim Kemarau, Ini Penyebabnya

Dinkes Sleman tengah melakukan penyelidikan terhadap kasus DBD yang terus naiknya

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pasien demam berdarah dengue (ilustrasi).  Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman mengimbau masyarakat untuk tetap mewaspadai penyebaran demam berdarah dengue (DBD) di tengah musim kemarau saat ini
Foto: Republika/Prayogi
Pasien demam berdarah dengue (ilustrasi). Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman mengimbau masyarakat untuk tetap mewaspadai penyebaran demam berdarah dengue (DBD) di tengah musim kemarau saat ini

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman mengimbau masyarakat untuk tetap mewaspadai penyebaran demam berdarah dengue (DBD) di tengah musim kemarau saat ini. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Sleman Khamidah Yuliati mengatakan, hingga bulan Mei kasus DBD di Sleman mencapai 199 kasus.

"(Peningkatan DBD di musim kemarau) sedang menjadi evaluasi kami," kata Yuli kepada wartawan.

Angka tersebut melonjak jika dibandingkan pada pertengahan April lalu yang jumlahnya mencapai 108 kasus. Meski mengalami kenaikan kasus, Yuli mengatakan tingkat fatalitasnya cukup rendah.  Pasalnya jumlah kasus yang meninggal dunia hanya ditemukan satu kasus di kapanewon Sleman.

Yuli mengungkapkan Dinkes Sleman saat ini tengah melakukan penyelidikan terhadap kasus DBD yang terus naik di musim kemarau. Sebab menurutnya, perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti biasanya justru masif ketika musim penghujan.

Selain itu dirinya juga meminta masyarakat untuk mulai melakukan pencegahan. Salah satunya dengan melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta pemberantasan sarang nyamuk (PSN)."Dengan berbagai upaya PHBS dan PSN harapannya dapat menekan kasus DBD," ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement