REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Wakil Presiden ke-10 dan 12 Jusuf Kalla mengatakan Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang, Sumatra Barat berhasil mendidik dan melahirkan puluhan ribu perempuan hebat hingga mengabdi kepada bangsa dan negara.
"100 tahun Kota Padang Panjang dulu tentu kondisinya tidak seperti ini. Masih sepi, fasilitasnya masih terbatas. Tapi, dengan semangat perjuangan lahirlah Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang," kata Wakil Presiden RI Ke-10 dan 12 Muhammad Jusuf Kalla di Padang Panjang, Sabtu (4/11/2023).
Hal tersebut disampaikan JK, sapaan akrabnya, saat memberikan kata sambutan pada peringatan satu abad Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang Secara pribadi, JK yang juga Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) tersebut mengaku bangga karena kerabat istrinya juga mengenyam pendidikan di perguruan Islam modern tersebut.
JK mengatakan Padang Panjang patut berbangga karena 100 tahun lalu sudah berdiri sebuah instansi pendidikan yang maju di kota berjuluk Serambi Makkah tersebut. Sementara, di sejumlah negara seperti Afghanistan masih harus berjuang dari kemelaratan.
"Ini artinya kita (Indonesia) lebih maju dari Afghanistan," ujarnya.
Sementara itu, salah seorang alumnus Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang yang juga anggota DPD RI Emma Yohanna mengatakan sekitar 50 tahun lalu atau saat masih menempuh pendidikan di asrama, selama 24 jam para santri ditempa, dibimbing, dan dididik langsung oleh Rahmah El Yunusiyyah.
"Kami merasakan langsung bagaimana pendiri Diniyyah Puteri mendampingi, mendidik dan memberikan kami pelajaran yang sangat bermanfaat," kata Emma.
Secara pribadi, Emma mengaku enam tahun menjalani pendidikan di Asrama Diniyyah Puteri sempat diawali rasa keterpaksaan. Namun, kini, ia menyadari pendidikan di satuan pendidikan itu telah membentuk karakter anak bangsa yang bermoral hingga memengaruhi jalan hidupnya.
"Semua yang kita dapat di Diniyyah Puteri, tidak akan kita dapatkan di lembaga pendidikan lain," ujarnya.
Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang adalah pondok pesantren khusus putri pertama di Asia yang didirikan pada 1 November 1923 oleh Rahmah El Yunusiyyah.
Rahmah El Yunusiyyah merupakan sosok perempuan satu-satunya yang mendapatkan gelar Syaikhah dari Al Azhar Kairo Mesir. Pendiri Diniyyah Puteri Padang Panjang itu merupakan pejuang yang tidak mendapatkan pendidikan formal di sekolah.
Kendati demikian, ia berhasil mendirikan sekolah Perguruan Diniyah Puteri Padang Panjang. Bahkan, Rahmah berhasil mencetak lulusan lulusan terbaik dan terkenal misalnya H.R Rasuna Said seorang tokoh nasional dan Menteri Kebajikan Masyarakat Malaysia periode antara 1973 dan 1984 Tan Sri Aishah Gani.
Tidak hanya itu, sekolah keagamaan tersebut juga berhasil melahirkan nama-nama lain yang berpengaruh di tataran nasional di antaranya anggota DPD RI Emma Yohana dan pendiri kosmetik ternama Nurhayati Subakat.
Selain Jusuf Kalla, peringatan 100 tahun Diniyyah Puteri Padang Panjang juga dihadiri Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Haedar Nashir, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Anwar Abbas hingga sastrawan ternama Tanah Air Taufik Ismail.