Ahad 05 Nov 2023 19:38 WIB

Muncul Ide Kejam Gunakan Nuklir dalam Serangan di Gaza, Begini Reaksi Netanyahu

Sekitar 9.500 warga Palestina gugur dalam aksi pengeboman Israel.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Natalia Endah Hapsari
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu pada Ahad (5/11/2023) menskors seorang anggota kabinetnya yang menyuarakan keterbukaan terhadap gagasan Israel melancarkan serangan nuklir di Gaza.
Foto: AP Photo/Abir Sultan
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu pada Ahad (5/11/2023) menskors seorang anggota kabinetnya yang menyuarakan keterbukaan terhadap gagasan Israel melancarkan serangan nuklir di Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu pada Ahad (5/11/2023) menskors seorang anggota kabinetnya yang menyuarakan keterbukaan terhadap gagasan Israel melancarkan serangan nuklir di Gaza. Kantor Netanyahu mengatakan, menteri yang bersangkutan, yaitu Menteri Warisan Budaya Amihay Eliyahu, telah diskors dari rapat kabinet sampai pemberitahuan lebih lanjut.

Ketika ditanya dalam sebuah wawancara radio tentang opsi nuklir, Eliyahu menjawab, “Itu salah satu caranya.”  Pernyataan Eliyahu menjadi berita utama di media Arab dan menimbulkan skandal bagi lembaga penyiaran arus utama Israel.

Baca Juga

Eliyahu maupun pemimpin partainya tidak berada dalam forum kementerian yang menangani perang di Gaza. Mereka juga tidak mempunyai pengetahuan mendalam mengenai kemampuan nuklir Israel, yang tidak diakui secara publik, atau kekuatan untuk mengaktifkannya.

“Pernyataan Eliyahu tidak berdasarkan kenyataan. Israel dan IDF (Pasukan Pertahanan Israel) beroperasi sesuai dengan standar tertinggi hukum internasional untuk menghindari kerugian terhadap orang yang tidak bersalah. Kami akan terus melakukannya sampai kemenangan kami,” kata kantor Netanyahu, dilansir Al Arabiya, Ahad (5/11/2023).

Sekitar 9.500 warga Palestina gugur dalam pengeboman Israel, sehingga menimbulkan kekhawatiran internasional terhadap taktik Israel. “Jelas bagi siapa pun yang berakal sehat bahwa pernyataan nuklir itu hanya metaforis," ujar Eliyahu.

“Respons yang kuat dan tidak proporsional terhadap terorisme jelas diperlukan, yang akan menjelaskan kepada Nazi dan pendukung mereka bahwa terorisme tidak ada gunanya," ujar Eliyahu.

Dalam wawancara dengan radio Kol Barama, Eliyahu mengatakan, menghancurkan Gaza akan membahayakan sekitar 240 sandera, yang di antaranya warga asing serta warga Israel. Para sandera ditahan Hamas ketika mereka melancarkan serangan lintas batas yang mengejutkan pada 7 Oktober 2023.

“Dalam perang, Anda harus menanggung akibatnya,” ujar Eliyahu, seraya menambahkan bahwa ia berdoa agar para sandera kembali.

Juru bicara Hamas mengatakan, Eliyahu mewakili terorisme kriminal Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan membahayakan seluruh kawasan dan dunia. Mantan jenderal Israel berhaluan tengah, Benny Gantz mengatakan, pernyataan Eliyahu telah merusak dan menambah penderitaan keluarga para sandera. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement