Rabu 08 Nov 2023 06:43 WIB

Raja Yordania Tolak Pemisahan Tepi Barat dan Gaza

Israel melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Raja Yordania Abdullah II ibn Al-Hussein pada Selasa (7/11/2023) menekankan penolakan negaranya terhadap segala upaya untuk memisahkan Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Foto: AP/HANNIBAL HANSCHKE/REUTERS POOL
Raja Yordania Abdullah II ibn Al-Hussein pada Selasa (7/11/2023) menekankan penolakan negaranya terhadap segala upaya untuk memisahkan Tepi Barat dan Jalur Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL -- Raja Yordania, Abdullah II, pada Selasa (7/11/2023), menekankan penolakan negaranya terhadap segala upaya untuk memisahkan Tepi Barat dan Jalur Gaza. Pernyataan tersebut disampaikan Raja Yordania di ibu kota Belgia, Brussel, selama pertemuannya dengan Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen.

"Tepi Barat ataupun Gaza merupakan perpanjangan tangan Negara Palestina," ujar Raja Abdullah II, dilaporkan Middle East Monitor.

Baca Juga

Abdullah II juga menegaskan kembali perlunya upaya pascaperang untuk menyelesaikan konflik Palestina-Israel berdasarkan solusi dua negara. Raja Yordania secara terpisah bertemu dengan Ketua Dewan Uni Eropa, Charles Michel, dan Presiden Parlemen Eropa, Roberta Metsola.

Israel telah melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober. Setidaknya 10.328 warga Palestina, termasuk 4.237 anak-anak dan 2.719 wanita, telah terbunuh di Jalur Gaza. Sementara itu, jumlah korban tewas di pihak Israel mencapai hampir 1.600 orang.

Setidaknya 163 warga Palestina gugur dan 2.200 lainnya terluka oleh pasukan Israel di Tepi Barat pada periode yang sama. Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan, orang-orang di seluruh Jalur Gaza tidak mendapat bantuan. Mereka dibunuh, dibom, dan dipaksa keluar dari rumah mereka selama serangan yang sudah berlangsung satu bulan.

"Perjuangan sehari-hari untuk menemukan roti dan air.  Pemadaman listrik memisahkan orang-orang dari orang-orang terkasih dan seluruh dunia.  Ini adalah pengungsian paksa dan tragedi kemanusiaan dengan skala yang sangat besar," kata Abdullah II.

Yordania kirim pasokan medis darurat ...

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement