REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua melalui Dinas Pertanian dan Pangan setempat menyebutkan konsumsi pangan lokal mengurangi ketergantungan terhadap pangan impor. Oleh karena itu, masyarakat perlu mengembangkan bahan pangan yang ada di Bumi Cenderawasih.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Provinsi Papua Samuel Siriwa di Jayapura, Rabu (8/11/2023), mengatakan, untuk itu, pemprov setempat terus mendorong masyarakat menggunakan komoditas pangan lokal. "Kami terus mendorong masyarakat agar memanfaatkan pangan lokal, seperti sagu, ubi jalar, atau umbi-umbian pada umumnya serta komoditas hortikultura lainnya yang merupakan bahan lokal," kata Siriwa.
Menurut Siriwa, jika dilihat dari pemanfaatan komoditas sagu, umbi-umbian tersebut, sangat besar persentase kebutuhan pangan di Papua karena membantu ketahanan pangan di daerah.
"Jadi, kami harus mendorong pemanfaatan SDA sebagai contoh saat ini pemerintah telah melakukan penataan sagu di Kabupaten Jayapura seluas 200 hektare, kemudian di Kabupaten Keerom, Supiori, Waropen, Kepulauan Yapen," ujarnya.
Dia menjelaskan, pihaknya juga memberikan bantuan sarana pengelolaan sagu di Kabupaten Keerom dan Supiori serta membangun Unit Pengelolaan Hasil (UPH) sagu di Kabupaten Jayapura. "Sehingga dengan ketidakjelasan iklim tersebut membuat Pemerintah terus mencari upaya lain untuk menjaga ketahanan pangan sendiri," kata Siriwa.
Dia menambahkan Papua memiliki banyak sumber daya yang perlu dimanfaatkan, untuk itu diharapkan adanya kerja sama dengan seluruh instansi terkait dalam mengelola sumber daya dengan baik. "Mari mencintai pangan lokal karena itu yang sebenarnya seusai dengan kondisi daerah dengan begitu tidak ketergantungan lagi dengan pangan impor," ujarnya.