Kamis 09 Nov 2023 14:31 WIB

Harga Beras Masih Sulit Turun, Jokowi Kerahkan Senjata Bansos

Pemerintah akan menggencarkan bansos untuk menurunkan permintaan.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Lida Puspaningtyas
Presiden Joko Widodo (depan) didampingi Menteri BUMN Erick Thohir (belakang kanan) dan Dirut Perum Bulog Budi Waseso (belakang kiri) meninjau ketersediaan beras di Gudang Bulog Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (11/9/2023). Presiden Jokowi meminjau persediaan beras dan proses penyaluran bantuan pangan cadangan beras pemerintah kepada keluarga penerima manfaat.
Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Presiden Joko Widodo (depan) didampingi Menteri BUMN Erick Thohir (belakang kanan) dan Dirut Perum Bulog Budi Waseso (belakang kiri) meninjau ketersediaan beras di Gudang Bulog Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (11/9/2023). Presiden Jokowi meminjau persediaan beras dan proses penyaluran bantuan pangan cadangan beras pemerintah kepada keluarga penerima manfaat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut, hingga saat ini harga beras masih belum bisa mengalami penurunan. Karena itu, pemerintah akan terus berupaya untuk menurunkan harga beras yang menjadi kebutuhan pokok utama masyarakat.

“Tapi, yang paling penting kita akan berusaha keras di beras karena itu makanan pokok kita. Sampai saat ini belum bisa turun secara drastis, tapi paling tidak sudah tidak naik,” kata Jokowi saat memberikan keterangan pers di SMKN 1 Purwakarta, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (9/11/2023).

Baca Juga

Ia pun menegaskan, kenaikan harga beras ini bukan karena adanya program bantuan sosial yang disalurkan pemerintah untuk masyarakat. Jokowi menjelaskan, bansos yang disalurkan pemerintah justru bisa mendorong penurunan harga.

“Ya enggak, justru bansos itu kaya operasi pasar sehingga dengan diberikan bansos itu permintaan masyarakat jadi turun. Kalau permintaan turun supply-nya tetap harganya bisa turun, teorinya seperti itu tapi emang belum,” ujar dia.