REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sholat memiliki kedudukan yang sangat penting dalam Islam. Sholat merupakan salah satu dari lima rukun Islam dan merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim.
Ibadah sholat merupakan sarana untuk berkomunikasi langsung dengan Allah, mengingatkan pada ketaatan dan ketundukan kepada-Nya, serta memperkuat hubungan spiritual antara manusia dan Sang Pencipta. Sholat juga memiliki nilai pendidikan moral dan sosial, mengajarkan disiplin, dan kesabaran.
Dalam kitab Fiqih As-Sunnah terbitan Republika, Muhammad Sayyid Sabiq telah membahas secara panjang lebar seputar shalat. Di antaranya tentang kedudukan shalat dalam Islam, hukum meninggalkan shalat, waktu shalat wajib, azan dan iqamat, syarat sahnya shalat, tata cara mengerjakan shalat, dan lain-lain.
Dosen Universitas al-Azhar Kairo Mesir ini menjelaskan, dalam Islam, shalat memiliki kedudukan istimewa, yang tidak dimiliki oleh ibadah-ibadah yang lain. Shalat adalah tiang agama, dan agama bisa tegak karenanya. Rasulullah Saw bersabda,
رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلاَمُ وَعَمُودُهُ الصَّلاَةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ
Artinya: “Islam adalah puncak segala sesuatu, dan shalat adalah tiangnya. Ujung tombaknya adalah jihad di jalan Allah.”
Menurut Sayyid Sabiq, shalat merupakan ibadah pertama yang diwajibkan Allah SWT. Shalat juga merupakan ibadah pertama yang akan dihisab dari diri seorang manusia, dan shalat adalah wasiat terakhir Rasulullah Saw yang disampaikan kepada umatnya pada saat beliau akan meninggal dunia.
Allah Swt sangat membenci orang-orang yang menganggap remeh shalat dan mengancam orang yang meninggalkannya. Dan karena shalat merupakan persoalan agung yang memerlukan hidayah khusus, maka Ibrahim As. Memnohon kepada Tuhan agar menjadikan dirinya dan keluarganya untuk senantiasa melaksanakan shalat.
“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku,” (QS Ibrahim [14]: 40).