REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lebih dari setengah rakyat Indonesia masih kesulitan untuk mengakses rumah layak huni. Pemerintah pun menggenjot kepemilikan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah melalui Program Satu Juta Rumah (PSR).
PSR merupakan bagian Proyek Strategis Nasional dalam upaya mengatasi backlog. Capaian PSR cenderung terus meningkat dari 2015 sampai 2022 dengan total rumah terbangun mencapai 7.988.585 unit.
Sektor perbankan berperan penting dalam mengakomodasi PSR melalui pemberian Fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Tren perkembangan penyaluran dana KPR yang diberikan Bank umum dan BPR terus meningkat mencapai Rp 586,8 triliun terhitung sejak 2017-2022.
Kepemilikan rumah pascapandemi mencapai 83,99 persen pada 2022, naik signifikan dari 79,61 persen di 2017. Sementara pada Mei 2023, total pembiayaan dari bank umum kepada perorangan untuk KPR mencapai Rp 605 triliun.
Sebagai bank yang fokus pada pembiayaan perumahan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) berkomitmen menyediakan rumah layak huni yang terjangkau bagi masyarakat. Pada semester I 2023, BTN telah meyalurkan kredit perumahan mencapai Rp 269,48 triliun.
Dari jumlah tersebut, KPR Subsidi masih menjadi kontribusi terbesar pembiayaan perumahaan dengan nilai mencapai Rp 152,17 triliun. Capaian tersebut tumbuh 10,86 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 137,25 triliun.
Segara Institute menemukan bahwa kepemilikan rumah pasca pandemi naik signifikan, mencapai 83,99 persen Pada 2022. Perlu diketahui bahwa angka ini merupakan angka kepemilikan rumah tertinggi selama 10 tahun terakhir (2012 - 2022).
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai tren KPR dan kinerja kredit pemilikan rumah perbankan, serta perbandingannya dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR), Republika menghadirkan webinar bertemakan Perbandingan Efektivitas KUR dan KPR yang akan digelar pada hari ini, Kamis (16/11/2023), pukul 15.00-16.00 WIB.
Webinar menghadirkan Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah sebagai pembicara. Diskusi dengan narasumber dapat disaksikan secara virtual melalui Zoom dengan pendaftaran di link ini. serta saluran akun resmi Republika Official di YouTube.