Kamis 16 Nov 2023 14:30 WIB

Doa Antara Adzan dan Iqamah akan Dikabulkan 

Di antara adzan dan iqamah adalah waktu terbaik untuk berdoa.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Orang tengah berdoa (ilustrasi).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Orang tengah berdoa (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Salah satu waktu mustajab dikabulkannya doa seorang hamba yakni saat antara Adzan dan Iqamah.

Seperti dikutip dari buku Sunnah dan Dzikir Harian Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, Memanjatkan permohonan setelah adzan Dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin Amru Radhiyallahu Anhuma, bahwasanya pernah ada seseorang berkata kepada Nabi, 

Baca Juga

“Wahai Rasulullah, sungguh para muadzin itu mendapatkan kebaikan yang lebih dibandingkan yang lain.” Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menjawab, “Ucapkanlah kalimat yang serupa seperti kalimat yang diserukan oleh muadzin, lalu setelah adzan itu selesai maka berdoalah kepada Allah dan mintalah apa saja yang kamu inginkan karena pasti akan dikabulkan.” (HR. Abu Dawud no.524) 

Diriwayatkan pula, dari Anas Radhiyallahu Anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah bersabda, “Berdoa di waktu antara adzan dan iqamah itu pasti akan dikabulkan.” (HR. An-Nasa'i no.9895, dan dikategorikan sebagai hadits shahih oleh Ibnu Khuzaimah 1/221/425) 

Sementara itu, muslim juga disyariatkan untuk memanjatkan doa yang diajarkan oleh Nabi setelah adzan. Dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan dari Jabir Radhiyallahu Anhu ia berkata, 

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah bersabda, “Barangsiapa yang mendengar seruan adzan, lalu ia berdoa 'allahumma rabba hadzihid-da 'watit-taammah wash-shalatil-qaaimah, aati muhammadanil-wasilata wal-fadhilah, wab-atsmu maqaman mahmudanilladzi wa'attah,” maka ia berhak untuk mendapatkan syafaat dariku di hari kiamat nanti.” (HR. Bukhari no.614)

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement