REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Personel Pasukan Pertahanan Israel (IDF) masih terus menggeledah kompleks Rumah Sakit (RS) Al-Shifa di Jalur Gaza. Mereka meyakini terdapat markas komando Hamas di bawah bangunan RS tersebut.
“Pasukan terus menggeledah RS dengan cara yang tepat dan berdasarkan intelijen. Kami akan terus melakukannya, untuk mengumpulkan informasi lebih lanjut, untuk menemukan aset tambahan, dan mengungkap aktivitas teror di dalam RS,” kata Juru Bicara (Jubir) IDF Daniel Hagari dalam konferensi pers pada Rabu (15/11/2023) malam, dikutip laman Alarabiya.
Personel dan armada tank IDF menyerbu RS Al-Shifa pada Rabu dini hari lalu. Sebelumnya mereka telah mengepung RS tersebut selama beberapa hari. Penyerbuan dilakukan karena Israel meyakini terdapat markas komando bawah tanah Hamas di bawah bangunan RS Al-Shifa.
IDF telah merilis video berdurasi hampir tujuh menit di akun X (Twitter) resminya yang memperlihatkan jubir mereka, yakni Jonathan Conricus, memeriksa gedung Magnetic Resonance Imaging (MRI) RS Al-Shifa. Namun dalam video tersebut tidak ditunjukkan lokasi markas komando bawah tanah Hamas seperti yang dituduhkan IDF.
Jonathan Conricus hanya memperlihatkan penemuan beberapa tas dari beberapa ruangan. Tas tersebut berisi senjata AK-47, amunisi, granat, dan seragam. Conricus mengklaim bahwa tas tersebut milik anggota Hamas. Dalam video itu, Conricus turut menunjukkan penemuan sebuah laptop dan sejumlah piringan keras yang diklaimnya milik Hamas.
Pada kolom komentar unggahan video tersebut, warganet mempertanyakan di mana terowongan dan markas komando Hamas yang diklaim IDF berada di bawah RS Al-Shifa. “Bertanya lagi, di mana markas Hamas?” tulis akun bernama @YoursMemely.
Sementara itu akun @KingxGwap mencemooh video IDF. “Dan tidak ada terowongan haha. Saya pikir kalian punya bukti tak terbantahkan yang juga kalian tunjukkan kepada @Potus (akun X presiden Amerika Serikat)? Apa yang terjadi?” tulisnya.
Akun @LepickyOfficial turut mempertanyakan hal serupa. “Di mana terowongan itu? Di mana roket-roket itu? Di mana pejuang-pejuang Hamas?” katanya.
Tak sedikit pula warganet yang menuding video IDF sebagai propaganda. Hal itu karena IDF sempat menghapus video pertama yang mereka unggah dengan durasi lebih dari tujuh menit. Sementara video kedua atau yang saat ini tayang pada lini masa mereka, berdurasi 06:59 detik.
“Mengapa Anda menghapus video pertama?” tulis aktivis politik asal Amerika Serikat (AS), Jackson Hinkle, menanggapi unggahan video IDF, seraya menyertakan tangkapan layar yang menunjukkan bukti bahwa IDF telah menghapus video pertamanya.
Akun bernama @TheShopEth turut mempertanyakan hal serupa. “Mengapa kalian menghapus kemudian mengunggah videonya lagi? Apakah melakukan beberapa pengeditan?” katanya.
Pada unggahan video terbarunya yang berdurasi 06:59 detik, IDF menulis takarir “tanpa potongan, tanpa edit”. Namun seorang warganet dengan nama @YomnaElbanota secara jeli menemukan bahwa IDF melakukan pengeditan pada videonya.
@YomnaElbanota pun mengunggah penemuannya dalam video gerak lambat. IDF tepergok mengedit videonya pada durasi 06:25. Momen pengeditan dilakukan ketika Juru Bicara IDF Jonathan Conricus sedang berjalan menuju pintu untuk keluar dan berpindah ke ruang berikutnya.
Namun sebelum Conricus melintasi pintu, video tiba-tiba melompat ketika Conricus sudah melewati pintu. “Apa yang coba kalian sembunyikan? Cukup dengan kebohongan-kebohongan!!” tulis @YomnaElbanota saat mengunggah video gerak lambat yang menunjukkan IDF melakukan pengeditan pada videonya.
Sebelum video unggahan pertamanya dihapus, warganet berhasil merekam ulang momen ketika Jonathan Conricus menunjukkan sebuah laptop yang diklaimnya milik anggota Hamas.
Dalam video yang dihapus IDF, layar laptop belum diburamkan. Pada layar laptop tampak seorang wajah perempuan mengenakan seragam seperti milik IDF.
“Jadi kalian lupa memburamkan laptopnya di unggahan (video) pertama, karena unggahan itu membongkar laptop tersebut milik IDF?” tulis akun bernama @AryJeay.
IDF tak merespons satu pun komentar warganet yang mempertanyakan mengapa mereka menghapus video pertama yang diunggah. IDF pun tidak menanggapi penemuan bahwa mereka melakukan pengeditan pada videonya. Terkait foto wajah personel perempuan IDF yang tampak pada layar laptop yang diklaim milik Hamas, IDF pun bungkam.