Sabtu 18 Nov 2023 18:00 WIB

Pameran Seni 'Voice Against Reason' Hadirkan Karya Puluhan Perupa Lintas Asia-Pasifik

Pameran seni ini melibatkan 24 peruba dari Asia Pasifik.

Rep: Shelbi Asrianti / Red: Friska Yolandha
Karya seni dan instalasi para perupa Asia-Pasifik di pameran Voice Against Reason yang berlangsung pada 18-26 November 2023 di Museum MACAN, Jakarta.
Foto: Dok Museum MACAN
Karya seni dan instalasi para perupa Asia-Pasifik di pameran Voice Against Reason yang berlangsung pada 18-26 November 2023 di Museum MACAN, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Museum MACAN di Jakarta resmi membuka pameran seni "Voice Against Reason", yang sudah bisa dikunjungi publik mulai Sabtu (18/11/2023). Kegiatan itu melibatkan 24 perupa dari lintas Asia-Pasifik, di antaranya Australia, Bangladesh, India, Indonesia, Jepang, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Dikutip dari siaran pers yang diterima Republika.co.id, pameran "Voice Against Reason" menghadirkan karya-karya komisi terbaru, juga proyek terkini dari perupa ternama. Ada pula karya-karya kontemporer yang mengangkat dialog sejarah seni dari periode modern Indonesia.

Baca Juga

Perupa yang terlibat di antaranya Bagus Pandega, Nadiah Bamadhaj, Chang En Man; Heman Chong, Griya Seni Hj Kustiyah Edhi Sunarso, Hyphen—, Tom Nicholson with Ary "Jimged" Sendy, dan Aufa R Triangga. Begitu juga Nasikin Ahmad, Emiria Soenassa, Galih Johar, Shilpa Gupta, I Ketut Muja, I Wayan Jana, Ika Arista, dan banyak lagi.

photo
Karya seni dan instalasi para perupa Asia-Pasifik di pameran Voice Against Reason yang berlangsung pada 18-26 November 2023 di Museum MACAN, Jakarta. - (Dok Museum MACAN)
 

Hal yang mereka gali yakni menyoal makna dari bersuara atau berpendapat. "Voice Against Reason" merajut realitas yang sementara dan rapuh, yang terhubung dengan narasi-narasi pribadi, konteks sejarah, dan tema-tema politik, serta geografi, semua melalui sudut para perupa.

Direktur Museum MACAN, Aaron Seeto, menyampaikan bahwa pameran dimulai dari gagasan bahwa para perupa telah membantu penikmat seni dalam menyuarakan dan memberi bentuk pada isu-isu dan ide-ide. Terkadang, gagasan itu hanya bergolak di bawah permukaan, atau berlawanan dengan arus.

"Di masa ini, di mana teknologi terkadang mendorong keseragaman, atau penulisan sejarah yang menyamarkan pengalaman individu dan pribadi yang berbeda, berbicara atau mengungkapkan pendapat adalah hal yang penting agar kita dapat melihat lingkungan sekitar dengan cara yang lebih kritis," ujar Aaron.

"Voice Against Reason" tak hanya digagas sebagai sebuah pameran, namun menjadi wadah keterlibatan yang dinamis antara perupa, karya, dan pengunjung. Selain pameran,  ada sesi wicara, kuliah umum, presentasi, rangkaian diskusi, program kuliah terbuka, dan program-program publik lainnya.

photo
Karya seni dan instalasi para perupa Asia-Pasifik di pameran Voice Against Reason yang berlangsung pada 18-26 November 2023 di Museum MACAN, Jakarta. - (Dok Museum MACAN)
 

Bertepatan dengan pembukaan pameran, Museum MACAN juga menghadirkan penampilan "Sirkus di Tanah Pengasingan: Oyong-oyong Ayang-ayang". Pertunjukan wayang inovatif oleh Jumaadi dan The Shadow Factory itu memiliki jadwal terbatas pada 18-26 November 2023.

Sementara, keseluruhan rangkaian acara "Voice Against Reason" dibuka mulai 18 November 2023 hingga 14 April 2024. Tiket bisa dibeli melalui situs https://www.museummacan.org/tickets dan mitra tiket: Loket.com, Tiket.com, dan Traveloka. Harga normal tiket sebesar Rp 90 ribu untuk pengunjung dewasa, Rp 80 ribu untuk pelajar, mahasiswa, dan lansia, serta Rp 70 ribu untuk anak berusia 3-12 tahun.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement