REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, mewaspadai potensi bencana banjir saat musim hujan. Berdasarkan hasil kajian risiko bencana, banjir disebut rawan terjadi di wilayah 15 kecamatan.
“Daerah rawan banjir itu rata-rata tersebar di wilayah utara Kabupaten Majalengka, khususnya di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk,” kata Penata Penanggulangan Bencana Ahli Muda BPBD Kabupaten Majalengka Rezza Permana, Sabtu (18/11/2023).
Kabupaten Majalengka secara geografis disebut terbagi menjadi dua, yakni wilayah selatan yang merupakan dataran tinggi dan dataran rendah di wilayah utara.
Daerah rawan banjir di wilayah utara disebut tersebar, antara lain di Kecamatan Kertajati, Jatitujuh, Ligung, Sumberjaya, Jatiwangi, dan Palasah. Ada 57 desa di 15 kecamatan yang dikategorikan rawan banjir.
Di wilayah selatan pun ada daerah yang dinilai rawan banjir, seperti Kecamatan Talaga, karena terdapat DAS Cilutung.
Rezza mengatakan, selain akibat tingginya curah hujan di daerah setempat, banjir bisa dipicu peningkatan debit air dari daerah hulu hingga luapan air dari Waduk Jatigede. “Saat debit di Waduk Jatigede meningkat, airnya akan dialirkan ke Sungai Cimanuk, hingga akhirnya meluap dan menyebabkan banjir di wilayah Majalengka,” kata dia.
Menurut Rezza, karakteristik banjir di Kabupaten Majalengka biasanya hanya berdurasi rata-rata satu jam sampai dua jam. Meski demikian, kata dia, tetap mesti diwaspadai karena arusnya terbilang deras. “Banjir semacam itu biasanya akibat peningkatan debit air dari daerah hulu,” katanya.
Rezza mengatakan, seluruh personel BPBD maupun peralatan sudah disiapkan untuk menghadapi potensi bencana banjir saat musim hujan. Ia pun meminta masyarakat selalu waspada akan kemungkinan terjadinya banjir, terlebih saat curah hujan tinggi.