REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam rangka meningkatkan literasi serta memperkuat pemahaman pasar modal syariah, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bekerja sama dengan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menyelenggarakan acara Guruku Investor Saham Syariah pada Sabtu (18/11/2023). Kepala Divisi Pasar Modal Syariah BEI Irwan Abdalloh mengatakan, acara yang berlangsung di Kota Tasikmalaya ini dilatarbelakangi dengan banyaknya guru yang terjerat pinjaman online dan tidak sedikit pula yang menjadi korban investasi bodong.
"Melalui kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang baik terkait pengelolaan keuangan serta saham syariah sebagai salah satu instrumen investasi pasar modal syariah," kata Irwan melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id, Senin (20/11/2023).
Dengan peningkatan literasi dan inklusi pasar modal syariah, khususnya di kalangan guru, diharapkan ke depan para guru dapat menjadi agen literasi untuk menyebarluaskan cara pengelolaan keuangan yang baik, legal, dan mencegah penyebaran investasi bodong.
Guru-guru di lingkungan Kementerian Agama juga berperan dalam memasyarakatkan saham syariah sebagai instrumen investasi yang sesuai prinsip syariah. Selain itu dengan meningkatkan inklusi di pasar modal syariah, diharapkan dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kesejahteraan para guru.
Menurut Irwan, deklarasi Guruku Investor Saham Syariah tidak hanya momen untuk meningkatkan literasi dan inklusi masyarakat dalam berinvestasi yang legal sekaligus memperkuat pemahaman pasar modal syariah Indonesia, tetapi juga menjadi representasi komitmen dan semangat OJK, BEI, KPEI, dan KSEI, serta segenap stakeholders untuk terus memajukan pasar modal syariah Indonesia.
Sebelum acara puncak, telah diselenggarakan pula tujuh pre-event Guruku Investor Saham syariah yang diikuti oleh sekitar 1.000 guru di lingkungan Kementerian Agama Kota Tasikmalaya.