REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Pasar Keuangan Ariston Tjendra memperkirakan rupiah akan kembali perkasa sepanjang perdagangan Selasa (21/11/2023). Pada pagi ini, nilai tukar dolar AS terhadap rupiah melanjutkan pelemahannya sebesar 0,35 persen.
Dengan demikian, mata uang garuda pun menguat lebih tajam menjadi Rp 15.391 per dolar AS. Pada penutupan perdagangan kemarin, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di level 15.445 setelah menguat 47 poin.
"Sentimen kebijakan suku bunga acuan tinggi AS yang mungkin sudah mencapai puncaknya masih berlanjut dan bisa mendorong penguatan rupiah terhadap dolar AS hari ini," ujar Ariston.
Data inflasi AS terbaru yang dirilis pekan lalu mengalami penurunan. Hal tersebut meningkatkan ekspektasi suku bunga acuan AS tidak akan bertahan lebih lama lagi. Indeks dolar AS terlihat masih berada dalam tekanan, di mana saat ini di kisaran 103.30.
Ekspektasi pelaku pasar ini bisa berubah tergantung dari perkembangan data ekonomi AS dan pernyataan petinggi bank sentral AS terbaru. Pelaku pasar akan mencari indikasi baru soal kebijakan moneter AS ke depan dari notulen yang akan segera dirilis.
"Hari ini potensi penguatan rupiah mengarah ke level 15.400-15.380, dengan potensi resisten di kisaran 15.500," jelas Ariston.