REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Pasukan pendudukan dan pemukim Israel telah melakukan total 333 serangan terhadap pemetik zaitun Palestina sejak awal musim pada minggu pertama Oktober. Ketua Komisi Perlawanan Tembok dan Permukiman Moayed Shaaban menyatakan, pasukan pendudukan Israel melakukan 139 serangan.
Serangan itu terkonsentrasi di kegubernuran Betlehem (40 serangan), Nablus (36 serangan) dan Salfit (21 serangan). Sementara para pemukim melakukan 194 serangan yang terkonsentrasi di kegubernuran Nablus (74 serangan), Salfit (33 serangan), dan Hebron (27 serangan).
Shaaban menjelaskan, pasukan pendudukan dan pemukim telah mencegah warga Palestina mencapai area seluas 500.000 dunum (50.000 hektare) dari tanah mereka, selain 200.000 dunum (20.000 hektare) yang dikelilingi permukiman oleh pendudukan. Termasuk 300.000 dunum (30.000 hektar) yang terisolasi di balik tembok pemisah ilegal.
“Musim zaitun saat ini, yang bertepatan dengan agresi komprehensif pendudukan terhadap rakyat kami di Tepi Barat dan Gaza adalah yang paling sulit dan berbahaya dalam beberapa dekade terakhir, mengingat eksploitasi perang yang dilakukan para pemukim untuk melakukan kejahatan mereka, didukung oleh banyak kebijakan dan undang-undang yang memperkuat kasus-kasus agresi, terorisme dan pembatasan,” ujar Shaaban, dilaporkan Middle East Monitor, Kamis (23/11/2023).
Pekan lalu, pemukim Israel mencabut puluhan pohon zaitun kuno di Kota Kafr Al-Dik di Tepi Barat bagian utara, sebelah barat Salfit. Kantor berita WAFA melaporkan, seorang warga Palestina setempat, Anwar Al-Deek mengatakan, kelompok pemukim Israel mencabut dan menghancurkan 70 pohon zaitun kuno dari properti seluas 20 dunum (lima hektare).
Al-Deek mengatakan, lahan pertanian di daerah ini telah berulang kali dibuldoser dan telah berulang kali diserang oleh pemukim ilegal Israel yang sebelumnya memasang pagar di sekitar daerah tersebut dengan tujuan untuk merebutnya. Panen zaitun merupakan sumber pendapatan utama bagi ribuan rumah tangga Palestina.
Pemukim ilegal Israel bertanggung jawab atas penghancuran ribuan pohon zaitun di wilayah pendudukan selama bertahun-tahun. Terutama di sekitar musim panen untuk memaksimalkan kerusakan dan dampaknya terhadap pemiliknya.
Pohon zaitun melambangkan keterikatan warga Palestina terhadap tanah mereka. Pohon zaitun tahan terhadap kekeringan mampu tumbuh di kondisi tanah yang buruk, serta hidup dan menghasilkan buah selama ratusan bahkan ribuan tahun. Pohon zaitun mewakili perlawanan dan ketangguhan Palestina dalam menghadapi pendudukan militer Israel yang brutal.