REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Hingga Liga Primer Inggris menuntaskan pekan ke-10 pada akhir bulan lalu, Tottenham Hotspur begitu perkasa. The Lilyhites tanpa kekalahan dan hanya memetik dua hasil imbang dari 10 laga awal. Hasil ini sempat mengantarkan Son Heung-min dkk memimpin klasemen sementara Liga Primer Inggris.
Namun, Spurs tidak bisa lebih lama bertahan di puncak klasemen sementara setelah menelan tiga kekalahan beruntun. Diawali takluk 1-4, dari Chelsea, tumbang 1-2 lawan Wolverhampton Wanderers, dan menyerah 1-2 dari Aston Villa pada laga terakhir, Ahad (26/11/2023) malam WIB. Tidak tanggung-tanggung, Spurs pun langsung melorot ke peringkat kelima saat Liga Primer Inggris telah menyelesaikan pekan ke-13.
Untuk pertama kalinya sejak pekan kedua Liga Primer Inggris, Tottenham terlempar dari posisi empat besar. The Lilywhites terpaksa menyerahkan posisinya kepada Villa usai kekalahan di Stadion Tottenham Hotspur tersebut.
Son mengakui, dibanding dua kekalahan sebelumnya, kekalahan dari Villa terasa lebih menyakitkan. Maklum, tampil di kandang sendiri ditambah dengan tekad untuk bangkit dari dua kekalahan sebelumnya, Tottenham malah dipaksa mengakui keunggulan Villa.
"Tepat sebelum babak pertama selesai, Anda kebobolan dari eksekusi bola mati. Saya rasa, kami harus bisa lebih kuat. Para pemain telah memberikan segalanya, terutama di situasi sulit. Kekalahan ini benar-benar sulit diterima," ujar sang kapten seperti dikutip The Belfast Telegraph, Senin (27/11/2023).
Ada pola yang muncul dalam tiga kekalahan beruntun Tottenham tersebut. The Lilywhites selalu mampu unggul terlebih dahulu sebelum akhirnya dipaksa menutup laga dengan kekalahan. Tottenham pun tercatat menjadi tim kelima di sepanjang sejarah Liga Primer Inggris yang menelan kekalahan di tiga laga secara beruntun setelah sempat unggul terlebih dahulu.
Son pun mengakui ada sedikit kesalahan yang dilakukan rekan-rekannya dalam tiga laga terakhir tersebut. Spurs, ujar penyerang sayap asal Korea Selatan itu, cenderung menurunkan tempo permainan begitu berhasil mencatatkan keunggulan. Setelah tim lawan berhasil menyamakan kedudukan, Spurs kemudian kesulitan untuk bisa kembali ke tempo semula.
Kendati begitu, Son justru mengaku senang dengan gaya permainan yang diterapkan Postecoglou di Tottenham. Eks pelatih Glasgow Celtic itu mulai dipercaya menukangi Tottenham pada awal musim ini. Di bawah kendali pelatih berpaspor Australia itu, the Lilywhites tampil dengan gaya permainan ofensif.
Bahkan, gaya ini tetap dipertahankan saat Spurs kehilangan sejumlah pemain akibat kartu merah seperti halnya dalam laga kontra Chelsea. ''Kami bisa menciptakan peluang yang cukup bagus. Saya senang dengan gaya permainan kami. Namun, harus diakui, kekalahan itu sangat menyakitkan, terutama kala merumput di laga kandang. Pada akhirnya, kami harus berbicara soal raihan hasil,'' kata Son yang tiga kali menjebol gawang Villa, tapi semuanya dianulir karena offside.