REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China menilai langkah menuju perdamaian di Jalur Gaza masih kecil, tetapi layak mendapat dorongan positif.
"Bahkan jika langkah-langkah menuju perdamaian masih kecil, langkah-langkah tersebut masih layak mendapat dorongan positif. Kesulitan untuk melindungi warga sipil harus bisa diatasi," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin pada Senin (27/11/2023).
Sejak Israel dan kelompok Hamas Palestina menyepakati gencatan senjata yang dimulai 24 November, kedua pihak telah tiga kali melakukan pembebasan sandera.
Selama tiga hari pertama jeda, Hamas membebaskan 40 warga Israel dan 18 warga asing, sementara Israel membebaskan 117 warga Palestina.
Israel juga menghentikan sementara serangannya di Jalur Gaza selama empat hari jeda kemanusiaan, yang dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan AS.
Sebelumnya, Israel melancarkan kampanye militer besar-besaran di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober 2023.
Pertempuran itu telah menewaskan sedikitnya 14.854 warga Palestina, termasuk 6.150 anak-anak dan lebih dari 4.000 perempuan, sementara Israel mencatat 1.200 korban jiwa.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri China Wang Yi akan memimpin pertemuan tingkat tinggi Dewan Keamanan PBB di New York mengenai masalah Palestina-Israel pada Rabu (29/11/2023).
China saat ini menjabat sebagai presiden Dewan Keamanan PBB. “China berkomitmen untuk mengambil tindakan nyata dan memberikan kontribusi yang semestinya,” kata Wang Wenbin.