Selasa 28 Nov 2023 15:51 WIB

Mali U17 Siapkan Strategi Redam Agresivitas Prancis U17 di Laga Semifinal

Ini akan menjadi pertandingan terbuka dan membuat banyak peluang.

Rep: Muhammad Noor Alfian/ Red: Yusuf Assidiq
Jumpa pers jelang laga semifinal Mali U17 vs Prancis U17 di Stadion Manahan Solo.
Foto: Dokumen
Jumpa pers jelang laga semifinal Mali U17 vs Prancis U17 di Stadion Manahan Solo.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Menghadapi Prancis U-17 di laga semifinal Piala Dunia U17 2023, Timnas Mali U17 akan menerapkan pertahanan rapat di lini belakang tanpa mengorbankan intensitas serangan mereka yang selalu tinggi. Pertemuan kedua tim memperebutkan tiket ke final berlangsung Selasa (28/11/2023) pukul 19.00 WIB, di Stadion Manahan, Solo.

Intensitas serangan Mali hampir selalu tinggi. Hal itu ditunjukkan mereka saat melawan Meksiko (5-0) dan Maroko (1-0) di babak knockout.

Pelatih Mali, Soumaila Koulibaly, pun tersenyum ketika ditanya perihal hal itu saat jumpa pers jelang laga empat besar. Dia menjelaskan tim tidak pernah mengubah intensitas serangan mereka.

Tetapi di laga melawan Les Bleuets nanti, dirinya mengaku timnya akan memberikan sedikit variasi sama seperti ketika melawan Maroko.  

"Kami sedikit menderita saat melawan Maroko, tetapi saya membiarkan para pemain mengekpresikan diri mereka secara ofensif. Mengenai intensitas, kami tidak pernah akan mengubahnya," kata Soumaila, Selasa (28/11/2023).

Ditanya apakah memungkinkan melakukan serangan dan tetap mempertahankan jantung pertahanan sendiri? Apalagi tim yang dihadapi adalah tim Eropa yang dikenal memiliki pertahanan tersolid dan serangan balik yang cepat.

Koublibaly sembari tersenyum menegaskan bahwa timnya tidak akan diam saja. "Bila Prancis mengatakan mereka akan tampil solid, begitu juga kami. Tentu para pemain kami juga akan memberikan segalanya. Terpenting adalah para pemain bisa membangun pertahanan yang bagus selama pertandingan berjalan. Karena ini akan menjadi pertandingan terbuka dan kami juga akan membuat banyak peluang," tegasnya.

Membuat banyak peluang tentu bukan bualan semata, karena di laga semifinal mereka akan mendapat sokongan kembali dari penyerang andalan, Mamadou Doumbia, yang kembali dari skorsing kartu merah. Mali pun diyakini akan meningkatkan permainan mereka terutama dalam serangan.  

Setelah absen selama tiga pertandingan, kapten Mali Ibrahim Diarra percaya rekan setimnya tersebut akan memiliki energi besar dan motivasi lebih untuk membantu Mali lolos untuk kali pertama ke final Piala Dunia U-17 2023.

Meskipun Diarra tidak tahu apakah Doumbia akan kembali dimainkan oleh pelatih atau tidak di laga nanti.  "Bagi kami dia pemain penting dalam tim, sayang sempat terkena kartu Merah. Tapi kami punya pemain cadangan yang siap menggantikannya dan membantu kami ke semifinal. Kami berharap mereka fokus kepada mental," tegasnya.

Doumbia sendiri sebelumnya terkena kartu merah saat babak penyisihan melawan Spanyol. Dia pun dihukum larangan bertanding di tiga laga. Dia tidak turun bertanding saat melawan Kanada, Meksiko di 16 Besar, dan Maroko di perempat final kemarin.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement