REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Penerapan Video Assistant Referee (VAR) di Liga Primer Inggris kembali menjadi sorotan. Kali ini, kritikan tajam dilontarkan pelatih Wolverhampton Wanderers Gary O'Neil terkait penerapan VAR di Liga Primer Inggris.
Ia mengaku sempat mendukung penerapan VAR di kasta tertinggi kompetisi sepak bola di Inggris tersebut, O'Neil mulai berubah pikiran soal dukungannya tersebut setelah serangkaian insiden tak mengenakkan.
Pelatih berusia 40 tahun itu bahkan menegaskan sudah tidak lagi mendukung dan telah kehilangan kepercayaan terhadap penerapan VAR di Liga Primer Inggris.
''Selama ini, saya selalu mendukung VAR. Namun, untuk saat ini, hal itu justru menimbulkan masalah besar. Hari ini, saya akhirnya menentang VAR. Saya kira, teknologi itu akan membantu, tapi ternyata tidak,'' ujar O'Neil kepada Sky Sports, Selasa (28/11/2023).
Liga Primer Inggris yang kerap dianggap salah satu liga terbaik di dunia, ujar O'Neil, malah diisi dengan berbagai polemik soal penerapan VAR. ''Seharusnya, kita bisa berdiskusi soal permainan, tapi ternyata kita lebih banyak berdiskusi soal ini,'' tutur O'Neil.
Sikap O'Neil ini merupakan bentuk ekpresi kekecewaan terhadap kinerja wasit dan VAR di laga kontra Fulham, Selasa (28/11/2023) dini hari WIB. Dalam laga yang digelar di markas Fullham, Stadion Craven Cottage, Wolves kembali menjadi korban dalam kesalahan keputusan wasit dan VAR.
Fulham membuka keunggulan pada laga tersebut lewat gol Alex Iwobi pada menit ketujuh. Gelandang Wolves, Matheus Cunha, mampu mencetak gol penyeimbang pada menit ke-22. Skor imbang pun menutup babak pertama laga pada pekan ke-13 Liga Primer Inggris tersebut.
Namun, kontroversi mulai terjadi pada babak kedua. Wasit Michael Salisbury memberikan hadiah penalti buat Fulham pada menit ke-59. Nelson Semedo dinilai melakukan pelanggaran terhadap Tom Cairney dalam berduel dalam perebutan bola. Namun, berdasarkan rekaman video, Semedo sebenarnya bisa lebih dulu menguasai bola.
Kendati begitu, wasit bergeming dan tetap memberikan hadiah penalti buat Fulham, yang sukses dikonversi menjadi gol oleh Willian. Wolves sempat membalas via tendangan penalti Hwang Hee-chan pada menit ke-75. Kendati begitu, kontroversi tidak berhenti pada gol penalti Willian.
Pada injury time, wasit kembali memberikan hadiah tendangan penalti buat Fulham. Joao Gomes dianggap melakukan kontak terhadap Harry Wilson. Salisbury sebenarnya tidak menganggap Fulham layak mendapatkan hadiah tendangan penalti dari insiden tersebut.
Kendati begitu, petugas VAR di laga tersebut, Stuart Atwell, meminta Salisbury untuk melakukan review via monitor di pinggir lapangan. Ujungnya, Salisbury menganulir keputusan awal dan memberikan hadiah penalti buat tim tuan rumah. Seperti di tendangan penalti pertama, Willian sukses memanfaatkan hadiah tendangan penalti tersebut.
Gol penalti Willian pada injury time itu akhirnya memastikan kemenangan Wolves atas Fulham, 3-2. Khusus untuk insiden yang berujung pada gol kedua Fulham, O'Neil mengaku sempat melakukan review dengan Salisbury.
''Nelson mendapatkan bola itu dan tidak menyentuh Cairney. Saya menyaksikan rekaman video itu bersama wasit. Dia sempat berkata, mungkin dia mengambil keputusan yang kurang tepat saat itu dan seharusnya melihat insiden itu via monitor di pinggir lapangan,'' kata mantan pelatih Bournemouth tersebut.
Pada musim ini, Wolves menjadi salah satu tim yang paling sering dirugikan oleh keputusan wasit dan VAR. Wolves mendapatkan empat kali hukuman penalti. Dari segi raihan poin, Wolves kehilangan tujuh poin lantaran kesalahan pengambilan keputusan wasit dan VAR di Liga Primer Inggris musim ini.
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement